KOTA — Program Gapura Pancawaluya yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat kini telah berjalan aktif di SMKN 1 Sumedang. Program ini merupakan implementasi dari sembilan langkah pembangunan pendidikan Jawa Barat yang menekankan pembentukan karakter dan perilaku positif peserta didik.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SMKN 1 Sumedang, Oo Suherman, M.MPd, menyampaikan bahwa pihaknya mendukung penuh arahan dari Gubernur Jawa Barat terkait penerapan nilai-nilai dalam program tersebut.
“Sesuai edaran dari Gubernur Jawa Barat, sekolah-sekolah di seluruh provinsi, termasuk SMKN 1 Sumedang, langsung melaksanakan dan menerapkan program Gapura Pancawaluya. Alhamdulillah, di sekolah kami program ini sudah berjalan dan dilaksanakan secara rutin,” ujar Oo Suherman.
Baca Juga:Suhu Sumedang Turun hingga 18 Derajat, Warga Diminta Waspada Peralihan MusimDinas PUTR Sumedang Galakkan Pelatihan Tukang Pasang Baja Ringan dengan Sertifikasi Kompetensi
Oo Suherman menjelaskan, bahwa program ini mencakup sembilan langkah pembinaan pendidikan, di antaranya: kebersihan lingkungan, peningkatan kompetensi guru, pendidikan ekologi, pengembangan kreativitas dan inovasi siswa, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan membawa bekal dari rumah, optimalisasi penggunaan transportasi umum atau berjalan kaki, pengembangan ekstrakurikuler, pembinaan perilaku peserta didik di luar sekolah, serta peningkatan pendidikan keagamaan.
“Kegiatan kebersihan lingkungan menjadi prioritas utama di sekolah kami. Setiap hari Jumat kami melaksanakan kegiatan bersih-bersih sekolah secara serentak, melibatkan guru, staf, dan seluruh peserta didik,” ungkapnya.
“Selain itu, setiap Jumat pagi siswa juga rutin melaksanakan salat duha dan mendengarkan ceramah singkat sebelum pembelajaran dimulai. Tujuannya agar pembinaan karakter religius bisa berjalan seiring dengan pembelajaran akademik,” tambahnya.
Menanggapi kebijakan larangan penggunaan kendaraan bermotor bagi siswa yang belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), pihak sekolah juga melakukan sosialisasi kepada peserta didik dan orang tua.
“Kami menghimbau agar siswa, terutama kelas 10 dan 11, tidak membawa kendaraan pribadi ke sekolah. Bagi yang sudah memiliki SIM masih diperbolehkan, tetapi kami tetap mendorong penggunaan transportasi umum atau diantar oleh orang tua,” jelas Oo Suherman.
Terkait pelaksanaan program Gapura Pancawaluya, sekolah mengakui masih menghadapi beberapa tantangan, terutama dalam hal kesadaran siswa terhadap kebersihan dan kedisiplinan. Namun, pihak sekolah terus melakukan pembinaan secara bertahap agar nilai-nilai utama program tersebut dapat tertanam kuat.
