Hawu yang Terlupa, Api yang Membakar: Ketika Tradisi Memasak Kayu Jadi Sumber Petaka

Hawu yang Terlupa, Api yang Membakar: Ketika Tradisi Memasak Kayu Jadi Sumber Petaka
Hawu yang Terlupa, Api yang Membakar: Ketika Tradisi Memasak Kayu Jadi Sumber Petaka (ilustrasi ist)
0 Komentar

Namun, di tengah kondisi kandang yang sebagian besar terbuat dari bambu dan kayu kering, hawu menjadi sumber risiko yang besar jika tidak diawasi dengan benar.

Petugas Damkar pun mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati. “Musim pancaroba seringkali memicu cuaca kering dan angin kencang.

Hal ini bisa mempercepat penyebaran api. Kami minta warga waspada,” ujar salah satu anggota Regu 2 UPT Damkar Tanjungsari.

Baca Juga:Kebakaran Kandang di Sumedang Akibat Minimnya Edukasi Keamanan bagi Peternak Desa?Ternak Hangus, Warga Giri Asih Kehilangan Mata Pencaharian

Kasus di Giri Asih memperlihatkan bahwa tradisi dan keselamatan sering kali berjalan berdampingan dalam ketegangan.

Di satu sisi, hawu merupakan simbol keakraban dan keaslian budaya; di sisi lain, ia menyimpan potensi bahaya ketika dibiarkan tanpa edukasi keselamatan yang memadai.

Di banyak desa, kesadaran akan bahaya api masih terbatas, sementara fasilitas pemadam kebakaran sering kali jauh dari jangkauan.

Berkat kesigapan tim gabungan dan warga, api di Giri Asih berhasil dipadamkan sebelum menjalar ke rumah-rumah sekitar.

Namun, peristiwa ini meninggalkan pelajaran berharga bagi masyarakat pedesaan: bahwa tradisi seharusnya tetap dijaga, tapi dengan cara yang lebih aman dan bijak.

Karena kadang, satu bara kecil yang terlupa bisa menghapus hasil kerja bertahun-tahun dalam hitungan jam.***

0 Komentar