Kebakaran Kandang di Sumedang Akibat Minimnya Edukasi Keamanan bagi Peternak Desa?

Kebakaran Kandang di Sumedang Akibat Minimnya Edukasi Keamanan bagi Peternak Desa?
UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Wilayah Tanjungsari saat melakukan pemadaman
0 Komentar

“Musim pancaroba seringkali memicu cuaca kering dan angin kencang. Hal ini bisa mempercepat penyebaran api. Kami minta warga waspada,” ujar salah satu anggota Regu 2 UPT Damkar Tanjungsari.

Kasus kebakaran di Giri Asih menyoroti pentingnya edukasi dan mitigasi bencana bagi peternak kecil.

Banyak di antara mereka membangun kandang dari bahan yang mudah terbakar seperti bambu dan kayu tanpa sistem keamanan sederhana, seperti sekat api atau alat pemadam ringan.

Baca Juga:Ternak Hangus, Warga Giri Asih Kehilangan Mata PencaharianKandang Domba di Cinanjung Terbakar, 43 Ekor Hangus Kerugian Capai Rp500 Juta

Selain itu, kebiasaan menggunakan api terbuka untuk penerangan atau penghangat ternak sering kali dilakukan tanpa pengawasan memadai.

Tanpa pelatihan dasar keamanan, risiko kebakaran seperti ini akan terus menghantui masyarakat desa.

Di sisi lain, kerugian akibat musibah semacam ini bukan hanya material. Bagi peternak seperti Cucu dan Dayat, kehilangan ternak berarti kehilangan sumber penghidupan yang telah mereka rawat bertahun-tahun.

Pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan dapat melihat kejadian ini sebagai alarm bagi sistem perlindungan ekonomi desa.

Pendampingan bagi peternak, mulai dari manajemen kandang, penanganan api, hingga akses bantuan pasca-bencana, menjadi kebutuhan yang tak bisa ditunda lagi.

Berkat kesigapan tim gabungan dan partisipasi warga, api memang berhasil dikendalikan sebelum menjalar lebih jauh.

Namun, di balik abu yang tersisa, masyarakat Giri Asih kini harus menata ulang harapan mereka seraya berharap kejadian seperti ini tak lagi terulang karena kelalaian yang sebenarnya bisa dicegah.***

0 Komentar