SUMEDANG EKSPRES, VIRAL – Diduga karena menjadi bully, seorang remaja dengan inisial AK yang baru berusia 14 tahun nekat akhiri hidup dengan menggantung diri.
AK (14) merupakan salah seorang siswa dari MTs Negeri Sukabumi, tepatnya di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
AK ditemukan sudah tidak bernyawa di rumahnya pada Selasa, 28 Oktober 2025 lalu.
Baca Juga:Ajak Pasanganmu dan Buat Malam Mingguanmu Tidak Terlupakan dengan Kunjungi 5 Tempat di Sumedang IniMakna di Balik Lirik Lagu "Es Lilin": Kegelisahan Hati dalam Memilih Pasangan
Dari hasil olah tempat kejadian perkara, pihak kepolisian menemukan secarik surat tulisan tangan yang berisi ungkapan perasaan korban.
Dalam surat tersebut, korban yang menyebut dirinya dengan sapaan “Eneng” menuliskan rasa lelah dan sakit hati akibat perlakuan teman-temannya di kelas.
“Eneng beres di bikin nyeri ku perkataan babaturan di kls ku… Eneng cuman hayang ketenangan,” tulisnya dalam surat yang kini menjadi salah satu barang bukti penting.
Surat tersebut menguatkan dugaan bahwa korban mengalami tekanan emosional akibat perundungan verbal.
Namun demikian, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan untuk memastikan motif dan kronologi lengkap kejadian ini.
Menanggapi peristiwa tersebut, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sukabumi segera mengambil langkah cepat dengan memberikan pendampingan psikologis kepada keluarga korban.
Kepala DP3A Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi, menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam serta menegaskan komitmen pihaknya dalam melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal.
Baca Juga:Sejarah Lagu "Bubuy Bulan": Kerinduan Abadi dari Tangan Benny CordaMakna di Balik Lagu Tradisional Sunda "Bubuy Bulan": Sebuah Metafora Kerinduan dan Cinta yang Puitis
“Kami sangat berduka atas kejadian ini. DP3A akan terus mendampingi keluarga korban dan mendorong seluruh pihak, terutama lingkungan sekolah, untuk lebih peduli dan responsif terhadap tanda-tanda perundungan,” ujar Agus.
Pihak DP3A juga mengimbau masyarakat agar tidak mengabaikan kasus serupa dan segera melapor apabila menemukan indikasi perundungan di lingkungan sekitar.
Pemerintah daerah berharap, melalui kerja sama berbagai pihak, kejadian tragis seperti ini tidak akan terulang di masa mendatang.
