SUMEDANG – Aktivitas cuaca ekstrem kembali mewarnai langit Jawa Barat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung mencatat, selama periode Oktober 2025, terjadi lebih dari 1,2 juta sambaran petir di wilayah Jawa Barat. Dari catatan tersebut, Kabupaten Sumedang menjadi daerah dengan intensitas sambaran petir tertinggi.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan bahwa total sambaran petir yang terekam selama Oktober mencapai 1.285.310 kejadian, dengan aktivitas tertinggi terjadi pada pekan pertama bulan tersebut. “Pada minggu pertama Oktober, jumlah sambaran petir mencapai 446.189 kejadian, terdiri dari sambaran petir CG (-) sebanyak 258.827 dan CG (+) sebanyak 187.353,” jelasnya, Senin (3/11).
Menurut Rahayu yang akrab disapa Ayu aktivitas petir yang begitu tinggi menandakan adanya dinamika atmosfer yang cukup kuat di wilayah Jawa Barat. “Faktor lokal seperti suhu permukaan yang tinggi, kelembapan udara, dan pergerakan massa udara turut berperan dalam pembentukan awan cumulonimbus pemicu petir,” ujarnya.
Baca Juga:Bocah 5 Tahun Tenggelam di Sungai Cubluk Kertajati Ditemukan Meninggal Dunia oleh Tim SAR GabunganTragedi di Ruang Kelas, Siswa SMPN 2 Tanjungsari Meninggal Saat Belajar
Selain Sumedang, wilayah lain yang juga mencatat aktivitas petir tinggi adalah Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut. Ketiganya disebut sebagai kawasan dengan kondisi topografi yang kompleks, yang kerap memperkuat pembentukan awan petir.
Ayu mengingatkan, kondisi cuaca saat ini menandai awal musim hujan di sejumlah wilayah Jawa Barat. Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan disertai petir dan angin kencang, terutama pada siang hingga malam hari. “Fenomena ini biasanya bersifat lokal dan berdurasi singkat, namun dampaknya bisa cukup signifikan, seperti genangan air, banjir, atau longsor,” katanya.
BMKG juga meminta masyarakat agar berhati-hati ketika beraktivitas di luar ruangan saat cuaca mulai tidak bersahabat. “Segera berlindung di tempat aman jika terdengar suara guntur atau terlihat kilatan petir. Hindari berteduh di bawah pohon atau tiang listrik,” pesan Ayu.
Selain itu, masyarakat diimbau menjaga kesehatan mengingat perubahan cuaca yang cukup ekstrem. “Pagi hari bisa terasa dingin, siang panas menyengat, dan malam harinya turun hujan. Kondisi seperti ini rentan memicu gangguan kesehatan,” tambahnya.
