SUMEDANG EKSPRES, VIRAL – Seorang pemuda yang diduga merupakan warga asli Baduy dalam harus mengalami kesialan saat dirinya tengah berjualan madu di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, Minggu (26/10).
Kabar ini sontak menjadi viral setelah diposting ulang oleh akun @fakta.jakarta pada Kamis (5/11) dan mendapatkan sebanyak 19 ribu lebih like.
Pemuda yang diketahui bernama Repan (16) tersebut diketahui diserang oleh empat orang bersenjata tajam pada pukul 03.00 WIB dini hari.
Baca Juga:Kang Dedi Mulyadi Turun Tangan, Temui Guru SMP 2 Subang yang Tampar Murid Pelanggar BeratDua Tahun Beruntun Raih Top GPR Award, Kementerian ATR/BPN Buktikan Komunikasi Publik yang Berdampak
Akibat dari penyerangan tersebut, Repan mengalami luka sayatan di beberapa bagian tubuhnya yakni di lengan kiri dan pipi.
Dari peristiwa tersebut juga Repan harus kehilangan uang senilai Rp3 juta, ponsel pinjaman, serta 10 botol madu dagangan miliknya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten, Rudi Yatmawan, menjelaskan bahwa masyarakat Baduy Dalam, seperti Repan, memang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). Hal ini disebabkan oleh adanya aturan adat yang ketat yang mereka pegang teguh.
Dalam kondisi terluka, Repan sempat mencari pertolongan ke rumah sakit terdekat, namun sayangnya ia ditolak karena tidak dapat menunjukkan KTP.
Hal ini sontak memicu kemarahan dari warganet dan masyarakat. Netizen juga berbondong-bondong berikan kritik kepada pihak rumah sakit.
“Petugas kesehatan yang menolak memberi pertolongan karena alasan tidak ada KTP harus diberhentikan. Birokrasi dan syarat administrasi dipakai sebagai alasan & dalil untuk menolak menolong sesama manusia. Dimana hati nurani kalian sebagai petugas kesehatan…?? ” tulis salah satu akun.
Meski dalam kondiri terluka, Repan diketahui berjalan kaki selama kurang lebih lima jam untuk mencapai rumah salah satu pelanggannya, Johan Chandra alias Nello, di Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Baca Juga:5 Tipe Ciuman yang Paling Disukai Pria (Dari Lembut Hingga Penuh Gairah)Makna Lebih Dalam dari Sentuhan Bibir, 5 Arti Ciuman Selain Ungkapan Cinta
Nello kemudian segera membawanya ke klinik, yang lantas merujuk Repan ke RS Ukrida. Di rumah sakit tersebut, Repan akhirnya mendapatkan penanganan medis dan menerima 10 jahitan di tangannya. Saat ini, Repan untuk sementara tinggal di rumah Nello guna menjalani proses pemulihan.
Menanggapi penolakan yang dialami Repan, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Aji Muhawarman, memberikan penegasan.
Ia menyatakan bahwa rumah sakit wajib memberikan pertolongan darurat kepada pasien tanpa mempersoalkan identitas atau KTP.
