Air Waduk Jatigede Surut, Petani Bercocok Tanam Kembali

0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES.COM, Darmaraja – Air waduk Jatigede surut, petani kembali manfaatkan lahan sawah bekas genangan untuk ditanami padi dan palawija. Kegiatan tersebut sudah menjadi rutinitas setiap kali air Waduk  mengalami penyusutan.

Penyusutan air tersebut biasanya terjadi karena debit air dari sungai Cimanuk yang masuk ke waduk lebih rendah daripada air yang dialirkan ke hilir sungai.

Kondisi tersebut membuat para petani kembali memanfaatkan lahan sawah yang mulai terlihat setelah beberapa bulan tergenang air waduk.

Baca Juga:Tiga Desa di Cicalengka Saling Tuding Soal Tumpukan SampahMenko Airlangga: Maksimalkan Potensi Daerah dan Percepat Penyerapan Anggaran Penanganan Covid-19

Menurut keterangan salah seorang petani yang ada di Kecamatan Darmaraja, Kusnadi, pada saat memasuki musim kemarau memang sudah biasa air waduk surut. Pada kondisi tersebutlah para petani bergegas menanaminya dengan padi dan palawija.

Biasanya, kegiatan bercocok tanam tersebut akan memberikan keuntungan bagi petani yang melakukannya. Hal tersebut juga bergantung kepada para petani untuk bisa mengupayakan air guna menyirami tanamannya.

“Kalau dimasa kemarau seperti ini, risikonya tanaman akan kekeringan tapi itu bisa kita upayakan dengan penyedotan air dari waduk,”ujar Kusnadi kepada Sumeks pada Minggu (8/8)

Namun, para petani akan kembali kehilangan kesempatan menggarap lahannya pada saat memasuki musim penghujan, yang mana air waduk akan kembali naik ke permukaan karena debit air dari sungai Cimanuk meningkat.

Meski demikian, sebagian petani masih tetap menanami lahan tersebut dengan resiko kerugian yang cukup tinggi.

“Sekarangkan kemarau, resikonya paling kekeringan, kecil kemungkinan kita merugi, tapi pada saat musim hujan, bercocok tanam di lahan genangan resiko kerugiannya lebih tinggi karena ancamannya tanaman bisa tergenang air waduk,”tambah Kusnadi.

Untuk tahun ini, meski sudah memasuki jadwal kemarau, hujan masih saja turun di sejumlah wilayah termasuk Garut, hal itu berdampak kepada air waduk yang tidak terlalu surut.

Baca Juga:Menko Airlangga: Program Bantuan Tunai Untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Warung (BT-PKLW) Akan Segera DicairkanCSIS: Kebijakan Airlangga Dinilai Sukses Bawa RI Keluar dari Resesi

“Untuk tahun ini kita harus memprhitungkan kondisi cuaca dengan matang, hal itu untuk mengurangi resiko kerugian, karena meski sudah musim kemarau, tahun ini hujan masih tetap turun,”pungkasnya. (eri)

0 Komentar