MASALAH GIZI di Indonesia yang sering terjadi yaitu stunting. Stunting merupakan gangguan pada masa pertumbuhan akibat keadaan malnutrisi yang berhubungan dengan ketidakcukupan zat gizi yang ditunjukan dengan tinggi badan di bawah 2 simpang baku dari median pada kurva pertumbuhan tinggi badan.
Akibatnya, secara fisik anak-anak stunting bertubuh pendek serta akan berdampak buruk terhadap mental karena kondisi fisik yang lebih pendek dari anak seusianya menyebabkan sebagian orang akan banyak yang membully. Upaya untuk mencegah stunting yaitu dengan mengonsumsi pangan tinggi protein.
Kacang hijau merupakan sumber protein nabati yang dapat dijadikan sebagai pencegah stunting karena mengandung protein sebesar ± 24% dan mengandung asam amino leusin dan lisin yang cukup tinggi yaitu masing-masing sebesar 1847mg/g dan 1664mg/g (USDA, 2018).
Baca Juga:Airlangga Hartarto Kunjungi Keluarga Keraton Kasunanan SoloIndonesia Bersholawat, Airlangga Minta Habaib dan Ulama Doakan Penanganan Covid-19
Anak-anak stunting membutuhkan asam amino esensial seperti leusin dan lisin karena leusin berfungsi untuk membantu dalam mengatur kadar gula darah, meningkatkan hormon pertumbuhan dan pemulihan jaringan otot dan tulang, sedangkan lisin berfungsi membantu dalam penyerapan kalsium serta memainkan peran penting dalam pembentukan kolagen yaitu zat yang diperlukan untuk tulang dan jaringan ikat seperti kulit, tulang rawan, dan tendon.
Saat ini pemanfaatan kacang hijau biasanya langsung dijual oleh petani kepada pengepul dan untuk dikonsumsi pribadi menjadi olahan bubur kacang hijau, isian onde-onde, dan isian bakpia. Melihat kandungan protein yang cukup tinggi, kacang hijau dapat diolah menjadi bubuk isolat protein.
Penggunaan isolat protein kacang hijau dapat menjadi sediaan sumber protein nabati untuk mencegah stunting karena kacang hijau yang diolah menjadi isolat protein memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa diolah menjadi isolat protein.
Isolat protein adalah produk dari tepung bebas lemak atau berkadar lemak rendah yang memiliki kadar protein minimal 90% dari bahan kering. Prinsip utama dalam pembuatan isolat protein yaitu dengan isolasi protein menggunakan metode ekstraksi dan pengendapan protein pada titik isoelektriknya.
Pembuatan isolat protein kacang hijau dimulai dengan proses penepungan kacang hijau, lalu proses ekstraksi, setelah itu pengendapan pada titik isoelektrik, dan proses terakhir yaitu pengeringan. Isolat protein sangat banyak aplikasinya dalam berbagai produk pangan diantaranya digunakan sebagai bahan tambahan makanan dan sebagai campuran dalam produk susu serta olahan daging seperti sosis, bakso, dll untuk memperbaiki rasa, tekstur serta nilai gizinya.