Semenjak Ditinggal Mati Sang Ibu, Anak Usia 8 Tahun ini Ikut Jualan Siomay Bantu Ayahnya

Semenjak Ditinggal Mati Sang Ibu, Anak Usia 8 Tahun ini Ikut Jualan Siomay Bantu Ayahnya
Suparman dan anaknya Sahrul yang baru berusia 8 tahun saat berjualan Siomay di Lingkungan Angkrek, Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara. (Foto: Arif Taufik Sabarudin/Sumeks)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES.COM, Kota – Setelah ditinggal mati istrinya sejak 3 tahun lalu, Suparman selalu mengajak anaknya untuk berjualan siomay.

Dirinya mulai berangkat jualan, dari Lingkungan Cipeuteuy hingga Terminal Ciakar Sumedang dengan cara berjalan kaki bersama anaknya.

Diketahui, Suparman sendiri merupakan warga asal Dusun Pangkalan RT 05 RW 03 Desa Pangkalan, Kecamatan Rancakalong. Dan kini, dirinya hidup mengontrak di wilayah Cipeuteuy RT 05 RW 11, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan.

Baca Juga:Empat Daerah Bisa PTM tapi Hati- HatiJangan Satupun Ada Masyarakat Sumedang yang Kelaparan Akibat Covid 19

“Sebelumnya saya buruh serabutan di kampung. Sekarang, sudah 3 tahun berjualan baso tahu. Setiap hasil berjualan mendapat upah Rp 50 ribu. Saya berkeliling mulai dari Cipeuteuy muter ke terimal. Kadang ada yang beli, kadang juga masih tersisa banyak,” katanya kepada Sumeks.

Suparman menjelaskan, alasan selalu membawa anaknya untuk ikut berjualan bersamanya, dikarenakan tidak ada kegiatan lain yang bisa dilakukan anaknya. Bahkan, anaknya pun jarang bermain dengan teman-teman sebaya nya.

“Semenjak istri saya meninggal, saya dan anak saya mengontrak di Kota Sumedang. Kasihan kalau ditinggal di rumah sendirian. Ikut berkeliling pun inisiatifnya untuk membantu saya,” jelasnya.

Selain itu, Sahrul anak dari Suparman yang masih berusia 8 tahun tersebut, saat ini duduk di kelas 2 Sekolah Dasar. Impiannya untuk bersekolahpun cukup tinggi. Namun sayang, kondisi ekonomi keluarganya saat ini belum dapat memberikan yang terbaik untuk Sahrul.

“Awalnya Sekolah di SD Pangkalan, karena tidak ada teman, akhirnya pindah ke SD Darangdan. Di Rancakalong pun sudah tidak ada sanak saudara,” ungkapnya.

Suparman juga memaparkan, untuk menyambung hidup selama merebaknya Covid-19 hingga pemberlakuan PPKM, dirinya memang kerap menerima beberapa bantuan dari pemerintah.

Akan tetapi, bantuan tersebut didapatnya di wilayah sesuai domisili KTP. Sedangkan untuk kebutuhan ekonomi lain hingga bayar kontrakan, dirinya harus bekerja keras lagi.

Baca Juga:Menko Airlangga: Atasi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Tengah dengan Replikasi Sukses Kampung Tangguh SetempatSambut Baik Liga 1 Indonesia, Ridwan Kamil Minta Prokes Dijalankan

“Di Rancakalong saya salah satu penerima bantuan dari pemerintah. Tiap bulan juga menerima bantuan dari pemerintah, jadi setiap ada bantuan orang di kampung kasih kabar,” ucapnya.

Sementara itu, Suparman juga memiliki impian untuk masa depannya. Kedepan, dirinya berharap dapat memiliki usaha sendiri. Pasalnya, jika berjualan punya orang hasilnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

0 Komentar