SUMEDANGEKSPRES.COM, Kota – Salah seorang pengidap kanker ganas yang merupakan warga Lingkungan Dano, Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara, Yeyet (50), mengaku kesulitan untuk mengobati penyakit yang dideritanya dalam satu tahun ke belakang.
Yeyet juga menceritakan, dirinya mengalami pelayanan yang kurang memuaskan dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, Kota Bandung.
“Mungkin karena saya menggunakan BPJS, jadi penanganannya telat. Setahun terakhir ini, saya benar-benar merasa sedang disiksa oleh keadaan saya saat ini,” ujarnya kepada Sumeks, Sabtu (4/9).
Baca Juga:Bupati Sumedang Buka Event Paragliding Trip Of Indonesia Seri I di Kampung TogaInsentif Nakes di Daerah Sudah Tersalurkan, Pemda Jangan Bikin Aturan Sendiri
Yeyet juga menjelaskan, dalam satu tahun kebelakang, dirinya mengaku benar-benar tersiksa dengan penyakit kanker yang dideritanya. Terutama dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.
“Buat tidur aja susah. Ya gimana mau tidur, kankernya udah merambat diseluruh leher sampe ke kepala bagian bawah. Makan dan minum susah, karena sakit jadi jarang banget makan. Bisa makan sedikitpun saya harus nahan sakit yang teramat sangat. Kalau mau makan saya harus makan bubur yang cair banget. Udah begitu tidak bisa ngelirik, badan lemas banget. Sekarang saya cuman bisa pasrah dan berdoa semoga diberikan kesembuhan,” ujarnya.
Ditempat yang sama, anak bungsunya Tedi,21, menerangkan bahwa dirinya sudah mendaftarkan ibunya ke RSUD. Tapi karena kendala peralatan, pasien dirujuk ke RS Hasan Sadikin. Bahkan demi mengobati sangat ibu, dirinya sudah 3 kali mengurus pendaftaran ke RS Hasan Sadikin.
“Sejak Juli saya mengupayakan pengobatan ibu saya ke RSUD tapi karena terkendala alat, Ibu saya dirujuk ke RS Hasan Sadikin. Terhitung sejak Agustus saya dan kakak saya sudah 3 kali mengurus pendaftaran pengobatan ibu saya agar bisa segera ditangani,” paparnya.
Tedi mengungkapkan, dirinya merasa kecewa dengan penanganan dari pihak RS Hasan Sadikin yang terkesan menunda serta mengakhirkan penanganan ibunya.
“Kanker yang diderita oleh ibu saya itu sudah parah tetapi pihak rumah sakit menunda penanganannya sampai tanggal 5 Oktober. Katanya karena kuotanya penuh dan pasien lain sudah daftar via online. Terus terang saya takut banget, liat penyakit ibu saya udah parah tapi tidak langsung ditangani,” terangnya.