Dampak Proyek Tol Cisumdawu, Sebagian Masyarakat Kehilangan Mata Pencaharian

Dampak Proyek Tol Cisumdawu, Sebagian Masyarakat Kehilangan Mata Pencaharian
Banyak penggarap lahan perkebunan yang hilang mata pencahariannya karena dampak proyek strategis nasional Tol Cisumdawu. (Foto: Net/Illustrasi)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES.COM, Paseh – Sebagian masyarakat Desa Paseh Kaler, Kecamatan Paseh harus pasrah kehilangan pekerjaan sebagai petani. Hal itu karena lahan produktifnya hilang digusur oleh proyek pembangunan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Cisumdawu).

Tol dengan panjang sekitar 62 KM lebih tersebut, tidak hanya memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi daerah kedepannya. Akan tetapi, mega proyek tersebut juga turut mengancam mata pencaharian sebagian masyarakat Sumedang.

Seperti halnya yang terjadi pada salah seorang warga asal Desa Paseh Kaler yang tidak mau disebutkan namanya. Dia mengungkapkan, pekerja yang biasa membantu mengelola kebun miliknya harus pasrah kehilangan pekerjaanya. Dikarenakan kebun miliknya tergusur oleh proyek tol.

Baca Juga:Pemerintah Mulai Luncurkan Program Bantuan Tunai Untuk PKL dan Warung dari Kota MedanBUPATI: Setiap Desa Harus Membuat Desain Kebijakan Dalam Membangun, yang Diaplikasikan Melalui Format Digital

“Buat saya sih tidak terlalu berpengaruh karena saya punya penghasilan dari tempat lain. Yang kasihan itu pekerja yang biasa membantu saya. Dia sekarang tidak bisa kerja lagi di saya karena kebunnya juga digusur,” ujarnya kepada Sumeks, Kamis (9/9).

Dia menerangkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup mantan pekerjanya, mereka beralih profesi menjadi tukang bangunan karena lahan pekerjaan saat ini hanya itu.

“Mereka beralih profesi sekarang jadi tukang bangunan. Ya mumpung sekarang sedang banyak yang bangun rumah,” ungkapnya.

Disisi lain, dia sangat mengkhawatirkan mantan pekerjanya karena beralih profesi menjadi tukang bangunan hanya bersifat sementara, memanfaatkan peluang yang ada. Dikhawatirkan pekerjaan tersebut tidak akan berlangsung lama.

“Jadi tukang bangunan ya karena sekarang kan lagi banyak yang bangun rumah. Sebulan dua bulan kedepan kan belum ada jaminan apakah mereka akan tetap ada pekerjaan atau tidak,” paparnya. (mg1)

0 Komentar