Heri Ukasah Sulaeman, Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Jabar Dapil Sumedang, Majalengka dan Subang
SUMEKS, Pemerintah Provinsi Jabar, untuk periode 2018-2023, mengusung visi pembangunan yaitu “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”.
Sejalan dengan visi tersebut, seluruh aspek penyelenggaraan pembangunan, di antaranya sektor agrobisnis diharapkan maju.
Baca Juga:World Bank Apresiasi Kecepatan Vaksinasi, Menko Airlangga: Pemerintah Optimistis Target Herd Immunity TercapaiPDAM Sulit Bangkit dari Sakit
Kemajuan itu, selanjutnya diimplementasikan dalam program dan kegiatan strategis, baik untuk sektor pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, perkebunan dan kehutanan.
Berdasarkan penilaian saat ini, untuk mewujudkan agribisnis maju di Jabar, peluang untuk maju sudah nampak. Hal ini, ditunjukkan dengan hadirnya penguatan sumber daya di sektor agrobisnis.
Saat ini, di sektor agrobisnis sudah disiapkan petani milenial, peternak milenial dan pengelola usaha perikanan dan kelautan dari kalangan milenial pula.
Hadirnya kelompok milenial itu, yang direkrut oleh Pemerintah Provinsi Jabar, untuk menekuni usaha di sektor agribisnis merupakan sebuah solusi untuk menghidupkan generasi untuk pelaku usaha di sektor agrobisnis yang saat ini jumlahnya kian berkurang.
Hal ini, diungkapkan Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Jabar Dapil Sumedang, Majalengka dan Subang, Heri Ukasah Sulaeman, dalam keterangannya kepada media baru-baru ini.
Heri mengatakan secara umum untuk memajukan sektor agrobisnis di Jabar sangatlah realistis. Dari sisi demografi, jumlah penduduk lebih banyak ada di desa.
Untuk potensi di desa, sektor agribisnis masih terus bertahan. Khusus untuk daerah Sumedang, Majalengka dan Subang, potensi agrobisnis ini tak hanya menjadi sumber kebutuhan pokok saja seperti penghasil padi.
Baca Juga:Akhirnya, Warga Cigumentong Menikmati ListrikTangani Lahan Kritis, Kelompok Tani Siapkan Ribuan Bibit Pohon
Namun, berkat komoditas agrobisnis di daerah tersebut, juga telah memberikan manfaat yaitu masih bertahannya produk UMKM yang dibuat bersumber dari bahan baku hasil usaha agribisnis.
Sebagai gambaran saja, makanan tahu asal Sumedang, itu bersumber dari bahan baku kedelai, dari produk nanas Subang saat ini telah melahirkan produk makanan seperti dodol serta dari Majalengka juga saat ini masih bertahan menghasilkan buah mangga.
Sektor usaha ini, dalam suasana pandemi masih bisa bertahan, sehingga upaya konkret di sektor agrobisnis adalah solusi yang tepat.