SUMEKS, Sumedang – Dinas Sosial Kabupaten Sumedang, menargetkan perempuan yang berdayaguna dan berhasil guna. Untuk itu, digulirkan Program Sekoper Cinta (Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita) yang telah dilaksanakan di 26 Kecamatan dan 270 desa yang ada di Kabupaten Sumedang.
“Program Sekoper Cinta, salah satunya untuk meningkatkan kreatifitas dan produktifitas perempuan. Agar tidak ada lagi perempuan yang ketika ditinggalkan suaminya bekerja hanya bisa berdiam diri atau bergosip dengan tetangga saja. Jadi, nanti perempuan tidak selalu bergantung kepada suami, bahkan bisa membantu suami,” ujar Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Ani Septiani kepada Sumeks, Kamis (14/10).
Terhitung ada tiga kecamatan yang sudah dan sedang menjalankan program Sekoper Cinta yaitu, Kecamatan Rancakalong, Sumedang Utara dan Kecamatan Situraja.
Baca Juga:Akhirnya, Uang DTH Korban Longsor CairCircle Berikan Pengaruh Besar untuk Pengembangan Bisnis Online
“Program ini merupakan Program dari Provinsi melalui Ibu Bupati. PKK bekerjasama dengan Dinsos P3A. Dinsos P3A, diberi tugas oleh Ibu Bupati dan Ibu Gubernur dalam pemberdayaan perempuan. Soalnya di Kabupaten Sumedang tidak ada lagi program pemberdayaan perempuan selain di Dinsos P3A,” ungkapnya.
Kata Ani, pandemi yang berdampak kepada kenaikan tingkat pengangguran. Salah satu akibatnya, ada peningkatan jumlah perempuan yang menjanda karena kasus perceraian atau kematian suami.
“Dengan adanya program ini diharapkan perempuan bisa bangkit dan tidak terpuruk. Meskipun ada bansos dari pemerintah, kebanyakan pemakaiannya bersifat konsumtif seperti membeli kebutuhan sehari-hari dan bahkan hanya untuk memenuhi gaya hidup. Bagusnya, bantuan sosial itu diberdayakan sebagai modal,” paparnya.
Salain itu, Ani juga menceritakan bahwa Sumedang telah mendapatkan penghargaan Best Practice Sekoper Cinta.
Dengan menerapkan konsep penta helix atau multipihak, yang mana program tersebut bergandengan tangan dengan banyak pihak. Dirinya percaya, bahwa kegiatan tersebut akan sampai kepada ‘goals’ yang ditentukan.
“Dari mulai unsur masyarakat, pemerintah, kampus, pelaku bisnis ikut mengambil peran. Termasuk setiap SKPD-pun memberikan kontribusinya,” paparnya.
Ani juga mencontohkan, pemberdayaan yang sudah ia lakukan yang menggandeng banyak pihak.
Baca Juga:Rest Area Cisumdawu Harus Akomodir UMKMInsentif 2021 Mencapai Rp 9,52 Triliun, Menko Airlangga: Kartu Prakerja Bangkitkan Semangat Korban PHK dan UMKM
“Contohnya seperti membuat budidaya kangkung dan Lele, membuat hantaran hajatan, karangan bunga, kemudian kemarin juga bekerja sama dengan Universitas Padjajaran membuat sosialisasi pembuatan tepung dari pisang yang harganya di atas tepung biasa. Juga banyak lagi,” tuturnya.