SUMEKS, Kota – Sejumlah penggiat alam bebas di Kabupaten Sumedang, turut berduka atas terjadinya tragedi susur sungai yang telah menewaskan 11 siswa MTs Harapan Baru Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, kemarin.
Salah seorang pegiat alam bebas Kabupaten Sumedang Dedeng Darmawan berharap kejadian tersebut tidak sampai terjadi di Kabupaten Sumedang.
Dedeng yang telah memiliki sertifikat SAR Arung Jeram berpendapat, untuk melaksanakan kegiatan di alam bebas, harus mengikuti SOP yang telah ditentukan.
Baca Juga:Perda Pesantren Diharapkan Mampu Tingkatkan Peran dan Kontribusi PonpesFEB Peduli Bertujuan Memanusiakan Manusia
“Kegiatan seperti itu tentu bisa merenggut jiwa. Oleh sebab itu kita harus kuat dengan SOP dan manajamen perjalan serta ilmu tentang itu,” ujarnya kepada Sumeks, Senin (18/10).
Salahsatunya, dalam melakukan kegiatan susur sungai atau yang berhungungan dengan sungai, harus dipersiapkan dengan sematang mungkin.
“Terutama dalam melakukan kegiatan ini harus dibekali materi dan pelatihan yang betul-betul, sebelum turun ke medan yang sebenernya,” ungkapnya.
Tak hanya itu, lanjut Dedeng, dalam melakukan kegiatan tersebut dirinya mengingatkan agar harus didampingi mentor yang sudah berpengalaman atau yang berlisensi.
“Sehingga kita bisa meminimalisir setiap kejadian – kejadian yang tidak diinginkan atau masalah yang terjadi di lapangan yang tidak terduga seperti kejadian di Ciamis,” paparnya.
Sementara itu, Dedeng yang juga merupakan anggota Mapala Madratala Fisip Unsap bersama rekannya juga turut berduka cita atas peristiwa naas yang terjadi di Kabupaten Ciamis baru-baru ini.
“Mungkin dengan kejadian ini sebuah pembelajaran bagi kita agar saling mengingatkan dan harus terus belajar dari kesalahan. Karena berkegiatan di alam bebas resikonya tinggi bahkan bisa merenggut nyawa manusia,” tuturnya. (Mg2)