DLHK Ungkap Kendala Titik Sampah Kerap Menggunung

DLHK Ungkap Kendala Titik Sampah Kerap Menggunung
Sampah yang bertumpuk di pasar Parakanmuncang seakan tidak ada solusinya karena setiap hari terus bertumpuk hingga menimbulkan aroma tidak sedap. (Foto: Engkos Koswara/SUMEKS)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES, Cimanggung – Persoalan sampah yang menumpuk hingga menimbulkan aroma tak sedap perlu jadi perhatian di setiap daerah, termasuk wilayah Kabupaten Sumedang. Seperti di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) pasar Parakanmuncang di Kecamatan Cimanggung yang selalu menggunung hingga berserakan ke ruas jalan.

Pemerintah pun mengklaim sudah berupaya maksimal dalam pemecahan solusi sampah yang menggunung di TPS pasar Parakanmuncang tersebut. Namun, pengurangan debit sampah di pasar Parakanmuncang tak semudah membalilkan telapak tangan.

Adapun kendala dalam pengurangan volume sampah di beberapa kecamatan adalah jarak lokasi pembuangan akhir yang menjadi hambatan bagi Pemerintah Kabupaten Sumedang.

Baca Juga:BPBD Sumedang Pasang 20 Simbul KebencanaanAnemo Warga Desa untuk Memiliki Sertifikat Tanah Sangat Tinggi

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Sekdis DLHK) Kabupaten Sumedang, Hermawan mengatakan keluhan dari para pedagang serta masyarakat sudah sering diungkapkan. Seperti tidak nyaman saat berkunjung ke pasar, aroma tak sedap, merusak pandangan dan tekesan kumuh hingga khawatir menimbulkan penyakit.

Menurutnya, sampah yang dihasilkan dari limbah rumah tangga saja bisa mencapai 420 ton dalam kurun waktu satu hari.

“Sampah warga masyarakat itu rata-rata satu jiwa itu 0,3 kilo (tiga ons) per hari. Kalau penduduk Sumedang 1,2 jiwa totalnya sekitar 420 ton seharinya,” kata Hermawan, belum lama ini.

Hermawan menuturkan, jarak lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Kabupaten Sumedang membuat penyisiran sampah kurang maksimal.

“Sekarang itu yang memperngaruhi kurang maksimalnya penyisiran sampah karena jauh dari Cimanggung ke Cibereum,” imbuhnya.

“Jarak tempuh selama ini sangat mempengaruhi, jadi intensitas waktunya jadi kendala,” tutup Hermawan. (kos)

0 Komentar