BPBD Sumedang Pasang 20 Simbul Kebencanaan

BPBD Sumedang Pasang 20 Simbul Kebencanaan
BPBD Kabupaten Sumedang memasang simbul kerjasama dengan aktivis pecinta alam. (Foto: Engkos Koswara/SUMEKS)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES, Cimanggung – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang memasang alat peringatan dini bencana tanah longsor di Perum SBG Cimanggung. Hal itu dilakukan untuk membantu pengambilan keputusan proses evakuasi masyarakat.

Sebanyak 20 titik yang terdiri lima jalur evakuasi, empat simbul longsor, enam simbul banjir dan lima titik kumpul telah terpasang.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kabupaten Sumedang Adang SIp mengatakan alat peringatan dini untuk pengambilan tindakan yang cepat dan tepat dalam rangka mengurangi resiko bencana. Peringatan dini tersebut juga menjadi dasar untuk tindakan tanggap darurat selanjutnya.

Baca Juga:Anemo Warga Desa untuk Memiliki Sertifikat Tanah Sangat TinggiPTMT di MAN 2 Sumedang Berjalan Lancar

Dikatakan, diseminasi informasi peringatan dini bisa juga melalui jejaring komunikasi berbasis komunitas yang turut mendukung penguatan sistem peringatan dini. Diseminasi dilakukan melalui surat, pesan singkat, WhatsApp group, maupun media sosial lainnya.

“Ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah yang bisa kami lakukan mengingat Kecamatan Cimanggung merupakan wilayah yang cukup rentan dengan bencana alam dan memiliki curah hujan tinggi. Sehingga, potensi tanah longsor bisa kembali terjadi sewaktu-waktu,” kata Adang, Minggu (31/10).

Pemasangan simbul dan jalur evakuasi di Perum SBG ini diharapkan menjadi edukasi bagi masyarakat, terutama yang berada di kawasan rawan tanah bergerak sebagai deteksi dini dan antisipasi jika terjadi bencana alam.

“Kami meminta masyarakat tetap waspada dengan potensi terjadinya bencana alam, khususnya tanah longsor,” ucapnya.

Dengan pemasangan alat ini sangatlah membantu, khususnya bagi masyarakat di sekitar kawasan rawan apabila terjadi bencana. Namun, pihaknya berdoa agar tidak terjadi kembali bencana tersebut.

“Tapi jika sebaliknya, setidaknya ini menjadi upaya deteksi dini dan edukasi bagi masyarakat untuk tindakan antisipasi,” sambungnya.

Pemasangan simbul kebencanaan kerjasama dengan aktivis pecinta alam Gerakan Muda Peduli Alam (Gempa) Dekki Ismailudin, PHP2D mahasiswa Fakultas keperawatan UNPAD, dan Karang Taruna Desa Cihanjuang. (kos)

0 Komentar