SUMEDANGEKSPRES, Kota – Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Sumedang turut menanggapi adanya lonjakan harga minyak meroket dipasar Inpres.
Plt Kadis Koperasi, UKM Perdagangan dan Perindustrian Sumedang Agus Kori Hidayat mengatakan pihaknya tengah survei ke semua pedagang di seluruh pasar.
“Saya belum memastikan harga minyak goreng di pasar Inpres, termasuk Sumedang, naik. Sehingga, tim akan melakukan penyisiran adanya lonjakan kenaikan harga minyak goreng,” jelas Agus kepada Sumeks di kantornya, Selasa (2/11).
Baca Juga:Pelantikan Pilkades Digelar Secara Tatap MukaKapolsek Minta Warga Bijak Gunakan Medsos
Upaya penyisiran tersebut dilakukan, kata Agus, agar harga minyak bisa normal kembali dan stabil serta tidak merugikan penjual atau pembeli di Sumedang.
“Upaya menyisir pedagang yang menjual minyak goreng agar mengetahui minyak dijual secara merata, syukurnya bisa menurun dengan normal,” sambungnya.
Ketika ditanya terkait alasan harga minyak goreng naik, kata dia, merupakan pengaruh dari pusat. Dan, pihaknya pun terus mempelajari hal tersebut.
“Terkait adanya pengaruh dari pusat kita belum bisa memastikan juga. Ini kan sedang berlanjut dan di daerah kabupaten/kota juga minyak sedang naik,” ujarnya.
Agus menyesalkan minyak goreng yang bahan pokok memasak bisa melonjak harganya karena sangat berpengaruh kepada para pengusaha. Awalnya harga Rp 14.000 per liter sekarang bisa mecapai Rp 19.000 per liter.
Anehnya lagi, lanjut Agus, kenapa bisa-bisanya harga minyak goreng naik, sedangkan harga telur merosot.
“Mungkin itu terpengaruh harga pasar. Harga minyak goreng naik dan harga telor merosot mungkin imbas pandemi juga,” tandasnya.(Mg2)