Untuk itu, jika dalam beberapa waktu menjelang Pilpres 2024 ada rangkaian hasil kerja pembangunan dan pelayanan publik di Jawa Barat yang cukup signifikan, maka keniscayaan tingkat keterpilihan dan penerimaan akan terus meningkat.
Penulis teringat pada momen beberapa pekan setelah terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat pada Pilgub 2018 silam, ketika wacana Ridwan Kamil yang akan “menyulap” sungai Kalimalang di wilayah Bekasi menjadi seperti Sungai Cheyonggyecheon di Seoul, Korea Selatan.
Statment itu, terekspose luas di publik nasional. Rencana untuk mempercantik dan merevitalisasi Kalimalang dengan konsep menata ulang tata ruang sepanjang sungai dan mengembalikan ruang terbuka hijau (RTH) sepanjang bantaran Kalimalang itu dipaparkannya di akun media sosial pribadinya dan menjadi viral.
Baca Juga:Dewan Prihatin Banyak Proyek Banyak Asal-asalanTanaman Keras Minimalisir Suhu Panas
Salah satu contoh kecil contoh pemberitaan positif yang cukup strategis dan masif, sehingga namanya kian dikenal oleh publik di seluruh Indonesia yang sedang mengalami euforia penggunaan media sosial.
Pada era disrupsi media digital saat ini, nama Ridwan Kamil pun boleh dibilang kian tenar di kalangan milenial yang sangat padat aktivitasnya di dunia media sosial.
Bagitu juga dengan sejumlah pemberitaan terkait upaya Ridwan Kamil dan jajarannya kunjungan ke sejumlah negara untuk menarik investor-investor asing untuk memutar modalnya di wilayah Jawa Barat.
Misalnya saja menggelar pertemuan dengan beberapa mitra kerja di Amsterdam, Belanda untuk bekerja sama dalam penanaman investasi di kawasan industri baru Rebana sebagai sebuah zona terintegrasi atau saling terkoneksi untuk tempat tinggal, wisata, bisnis dan industri dengan potensi pembukaan 3-5 juta lapangan kerja baru.
Di masa pandemi Covid-19, Provinsi Jawa Barat masih menjadi destinasi investasi terbaik di Indonesia, sebagaimana tercatat pada semester 1 2021, di mana Jawa Barat memuncaki realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Indonesia dengan nilai sebesar Rp 72,5 triliun.
Begitu juga dengan keunggulan keberadaan 700 universitas serta responsivitas layanan investasi digital yang pernah dilontarkannya sebagai penunjang kelebihan lain Jawa Barat.
Realitas politik yang harus menjadi catatan adalah meskipun Jawa Barat memiliki “seabrek” kelebihan sebagai modal politik Ridwan Kamil, namun suara pemilih di Jawa Barat belum sepenuhnya milik Kang Emil.