Tanaman Keras Minimalisir Suhu Panas

Tanaman Keras Minimalisir Suhu Panas
Kepala Desa Tarunajaya, Eman Sulaeman ketika ditemui Sumeks di ruangan kerjanya kemarin. (Foto: Heri Purnama/SUMEKS)
0 Komentar

SUMEKS, Darmaraja – Masyarakat wilayah desa penyangga Waduk Jatigede, khususnya Desa Tarunajaya Kecamatan Darmaraja, diminta manfaatkan lahan kosong untuk ditanami tanaman keras.

Mengingat suhu udara di daerah penyangga waduk cukup panas, salah satu upaya untuk meminimalisir peningkatan suhu udara yaitu dengan menggalakan tanaman keras.

Kepala Desa Tarunajaya Eman Sulaeman menyebutkan, ada banyak jenis tanaman keras, masyarakat boleh menanam jenis pohon apapun, asalkan aman dan punya manfaat besar.

Baca Juga:Sesama Buruh Sempat BersitegangRevitalisasi Pasar Inpres Lambat

Apalagi saat ini momentum yang tepat untuk bercocok tanam karena memasuki musim penghujan.

“Biasanya, di musim penghujan seperti ini, banyak tumbuh bibit-bibit tanaman di kebun atau ladang, yang berasal dari biji buah tanaman yang jatuh atau terbawa angin, pada saat musim kemarau, tinggal kita pindahkan bibit tanaman itu ke tempat yang lebih layak,” kata kepala desa, Rabu (3/11).

Menurutnya, pelestarian pohon bambu juga cukup efektif untuk mengurangi pemanasan suhu disekitar waduk.

Biasanya bambu akan tumbuh dengan jumlah yang banyak meski kita menanamnya hanya satu atau dua pohon.

“Pohon bambu juga bisa kita perbanyak lagi di areal pesisir waduk, itu lebih efektif untuk mengurangi pemanasan suhu dan bisa memberi manfaat besar, bagi kehidupan manusia,” katanya.

Dalam hal ini, pihaknya menilai, pemanasan suhu udara di wilayah sekitar waduk, terjadi karena ada jutaan pohon di wilayah genangan yang hilang. Belum lagi, suhu panas yang dipantulkan air waduk.

“Jangan sampai ada lahan gundul, kita harus jaga alam dengan langkah awal yaitu menanami pohon dilahan kosong,” kata dia.

Baca Juga:Tim Formatur Masih Godok Calon Ketua PPPPKS Sasar Milenial untuk Bacaleg

Dikatakan, untuk mewujudkan kembali alam dengan suhu udara yang sejuk, memang butuh proses panjang.

Saat ada kesadaran dari masyarakat untuk melestarikan alam, kondisi itu akan lebih cepat terwujud.

Eman menambahkan, masyarakat tidak perlu berpikir tidak punya lahan untuk ditanami pohon, masyarakat cukup menyelamatkan bibit pohon yang ditemui untuk dipindahkan ke tempat yang dianggap layak dan aman untuk tanaman tersebut tumbuh.

“Kalau kita tidak punya lahan untuk ditanaminya, minimal kita bisa menyelamatkan bibit pohon yang tumbuh ditempat rawan, misalkan tumbuhnya itu ditengah sawah, kalau tidak dipindahkan tentu  akan hilang pada saat petani menggarap lahan sawahnya untuk ditanami padi,” terangnya.

0 Komentar