SUMEKS, Cibugel – Ubi hutan (Dioscorea Hispida Dents) atau gadung banyak terdapat di wilayah hutan Desa Cipasang, Kecamatan Cibugel.
Keberadaan gadung di wilayah Cipasang belum bisa dimanfaatkan secara optimal oleh petani. Pasalnya, pengolahan komoditas gadung harus mendapatkan perlakuan khusus. Jika pengolahan kurang maksimal, kandungan racun dalam gadung tidak akan hilang.
Pengurus Kelompok Tani Pasirmukti, Desa Cipasang, Dedi Mulyadi menyebutkan, setelah melakukan penelusuran ke sejumlah titik hutan di wilayah Cipasang, ternyata banyak ditemukan tumbuhan gadung.
Baca Juga:Pelatihan Sistem Informasi Dalam Peningkatan Mutu Layanan Akademik Sekolah DasarPencapaian Vaksin Puskesmas Situ 53 Persen
Menurutnya, tanaman gadung tumbuh secara liar di hutan-hutan. Sebagian besar petani, memang kurang berminat untuk memanen tumbuhan gadung tersebut. Padahal, ternyata gadung bisa dimanfaatkan untuk bahan baku makanan ringan atau kue.
“Setelah kami telusuri dengan anggota kelompok tani lainnya, ternyata tumbuhan gadung berlimpah di wilayah hutan Cipasang. Ini merupakan peluang, karena gadung ternyata merupakan bahan baku yang bisa dijadikan makanan ringan. Bahkan di sejumlah super market juga telah banyak makanan ringan berbahan baku gadung,” ujar Dedi, belum lama ini.
Kata Dedi, sebelum diolah menjadi bahan baku, baik kue atau makanan ringan, gadung harus diolah dengan maksimal. Biasanya, gadung yang sudah dikupas direndam air garam beberapa lama untuk menghilangkan kadar racun. Kemudian, gadung dicuci dan direndam kembali oleh air bersih selama satu malam.
“Setelah itu gadung dikukus dan ditaburi bumbu, untuk kemudian dikeringkan di sinar matahari,” katanya.
Dedi memaparkan, di wilayah hutan Cipasang terdapat puluhan ton gadung jika petani siap memanen. Jumlah tersebut jika dimanfaatkan, tentunya akan menjadi peluang ekonomi petani di Cipasang.
“Saat ini baru sebagian kecil petani yang mau memanfaatkan gadung untuk diolah menjadi bahan baku makanan. Hanya saja gadung yang sudah diolah tersebut masih sebatas di konsumsi sendiri,” paparnya.
Melihat potensi besar itu, kata Dedi, kelompok tani akan memulai mengolah gadung untuk dijadikan bahan baku makanan dalam kapasitas banyak. Namun, para petani masih memperdalam teknik pengolahan gadung agar bisa menjadi bahan baku makanan yang higienis.
Baca Juga:Kertasari Diterjang Banjir Bandang, Belasan Rumah TerendamCamat Cikancung Upayakan Pemangkasan Pohon
“Di Cipasang sendiri, ada sekitar 50 hektare lahan hutan. Dan didalam hutan itu banyak tumbuhan gadung. Nanti kami akan terjun mengumpulkan gadung untuk diolah oleh kelompok tani,” ucapnya.