SUMEDANGEKSPRES.COM, CONGGEANG – Berbagai masalah pembanguan proyek Tol Cisumdawu terus bermunculan. Di antaranya, terisolirnya 12 keluarga warga Desa Cibereyeh, Blok Gajah, Kecamatan Conggeang.
Warga pun kerap merasakan kesulitan air bersih, lantaran jalur air yang berasal dari Desa Narimbang kerap terputus akibat pembanguan proyek tol.
Yang lebih miris, ada beberapa rumah yang tersabet pembanguan tol, namun ganti rugi lahan tanah hanya sesuai yang terpakai saja tidak semua bidang tanah.
Baca Juga:Proyek Sekarwangi Mangkrak, Tidak Ada PengelolaMenko Airlangga: Pemerintah Akan Sediakan Minyak Goreng Harga Terjangkau
“Di sini ada beberapa rumah yang tersabet tol, namun tanah sisanya tak ikut diganti, hanya bangunannya saja yang dibayar full,” ujar Ita Karwita kepada Sumeks, kemarin.
Tercatat, ada 18 rumah dan 12 KK yang terisolir saat ini, bukan hanya masalah air namun permasalahan ekonomi pun bermunculan akibat pembanguan jalan tol yang membelah permukiman.
“Sekarang seperti ini mau beli bahan makanan pun harus ke Pasar Conggeang, kalau dulu ada yang jual sayur di daerah sini. Nasib warga yang berdagang pun sama tak dapat penghasilan karena siapa yang mau beli sekarang, kalau sebagian besar penduduk sini pindah,” tambah Ita.
Sebelumnya, sempat dikabarkan Pembanguan Tol Cisundawu sesi V, masih menyisakan masalah, di antaranya masih ada 12 KK yang terisolir akibat pembangunan Jalan Tol Cisundawu.
Hal tersebut di utarakan oleh warga Desa Cibereyeh, Dadan Ramdan, Seusai audiensi dengan Bupati, dirinya menyampaikan dampak dari pembanguan Tol Cisundawu.
“Kami sudah katakan keluhan keluhan kami kepada Bupati,” jelas Dadan.
Dadan juga mengatakan kurang 1 RT warga yang terisolir akibat pembangunan Tol Cisundawu sesi V.
“Awalnya pemukiman besar jumlah rumah rumah di situ hampir dua RW, namun akibat pembanguan jalan tol kini perkampungan tersebut terpisah dan terisolir darj penduduk yang lain, dampak teknisnya seperti air bersih, Ekonomi karena akses yang berjauhan dengan warga,” jelas Dadan. (kga)