SUMEDANG.JABAREKSPRES.COM – Ketua umum Laskar Ganjar-Puan minta Megawati Pecat Arteria Dahlan, Anggota Komisi 3 DPR RI dari Fraksi PDIP karena ucapannya beberapa waktu lalu sempat menyinggung perasaan masyarakat Sunda.
Perkataan yang dikeluarkan oleh Arteria terkesan menyudutkan Suku Sunda dan mengakibatkan masyarakat, terutama warga Jawa Barat tersinggung.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Laskar Ganjar-Puan, Timur Kiemas yang merupakan keponakan Megawati Soekarnoputri atau sepupu Ketua DPR RI Puan Maharani angkat bicara. Menurutnya, Arteria seharusnya menjaga marwah partai.
Baca Juga:PTMT 50 Persen DI SD & SMP IT Insan SejahteraMomentum Perayaan Natal, Airlangga Minta Kader Kosgoro Berjuang Demi Rakyat
“Sebagai kader PDIP Perjuangan, sebagai kader ideologi sebutannya, menjalani Trisakti Bung Karno,” kata Kiemas melalui panggilan telepon, Minggu (23/1).
Kata dia, seharusnya pak Arteria itu menjaga marwah partai yang berideologikan Pancasila, untuk Indonesia walau berbeda-beda kita tetap satu jiwa.
Menurut Kiemas, perilaku Arteria yang menyinggung Suku Sunda itu artinya sebagai kader PDID Arteria tidak menjalankan Trisakti Bung Karno.
“Tidak menjalankan Trisakti Bung Karno. Yang mana itu berdaulat politik, berdikari dalam ekonomi dan berkebudayaan. Yang berkebudayaan ini (Arteria) harusnya menjaga lisan dan tulisannya dalam berkepribadian dan berkebudayaan bangsa Indonesia,” paparnya.
Ditegaskan, sebagai anggota dewan yang mewakili rakyat, seharusnya Arteria bisa lebih paham dan mengerti dalam menjaga lisan. Terutama jika berkaitan dengan kepribadian dan kebudayaan di Indonesia.
Kiemas menegaskan, perilaku Arteria yang menyinggung Suku Sunda perlu diberikan sanksi secara tegas.
“Masalah sangsi kita kembalikan kepada Ketua Umum PDIP Perjuangan, ibu Megawati Soekartno Putri. Kalau saya secara pribadi, kalau bisa diberi sanksi,” tegasnya.
Baca Juga:Pemda Tidak Merespon, Warga Pakualam Akan Geruduk DPRD SumedangBidan Desa Karangsari Terabas Banjir Demi Tugas
Pendapatnya tersebut, dimaksudkan karena perilaku Arteria cukup menjadi sorotan terhadap partai dan menimbulkan dampak kepada masyarakat Indonesia.
Dijelaskan Kiemas, tak hanya kader PDIP saja, namun semua masyarakat perlu menjaga perilaku dan etika dalam bersikap. Terutama, jika berkaitan dengan norma-norma yang ada di Indonesia.
“Kalau dari saya, ibu Ketua Umum harus beri sanksi. Sanksi di sini bukan meminta maaf atau khilaf sebagai manusia, karena sebagai manusia kita harus memaafkan,” ucap Kiemas.
“Tapi secara prosesnya tetap harus diberi sanksi, biar jera pada semuanya, bukan hanya kader PDIP saja tapi semua masyarakat Indonesia, kalau bersalah harus diberi sanksi hukuman,” tambahnya.