sumedang, CIMANGGUNG – Nia Kurniasih (50) divonis menderita kanker kelenjar bening sejak dua bulan lalu. Kini, dia terbaring lemas di rumahnya.
Wanita ibu dua anak ini merupakan warga Dusun Babakan Situ, RT 01 RW 08, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung.
Ketua Karang Karuna Kecamatan Cimanggung M Fadhlan Irfan Darmawan, mengatakan pihaknya bersama PSM Kabupaten, Sekdes, Karang Taruna, Gempa, Ansor berkolaborasi untuk membantunya walaupun sudah memiliki BPJS.
Baca Juga:Perumahan Pesona Linggar Residence Tidak Memiliki Izin, Proyek Terancam DihentikanAnggaran Pengelolaan Sampah Terbatas, Program Sumedang Kota Buludru Hanya ‘Semangat’ Saja
“Saat ini warga yang sakit itu butuh bantuan biaya transportasi bulak balik ke rumah sakit. Karena suami terpaksa berhenti bekerja untuk mengurus istrinya,” terang Fadlan kepada Sumeks, Rabu (23/2).
Saat ini, kata Fadlan, warga yang menderita kanker itu menantikan bantuan untuk biaya operasi pengangkatan kelenjar, meski sudah dimasukan ke BPJS Kesehatan.
“Mulanya ibu Nia mengalami sakit batuk, namun dibiarkan hampir satu tahun. Kemudian ia berobat ke klinik dan didiagnosa sakit amandel,” terangnya.
Fadlan memaparkan, akhirnya ada pengangkatan amandel oleh tabib (pengobatan tradisional). Tapi setelah dua pekan kemudian, malah terjadi pembengkakan di pipi bagian kanan dan mengakibatkan susah menelan.
“Saat menanti pemeriksaan, beliau kesusahan untuk menelan dan bernafas, Jadi kami bawa beliau ke IGD RS Al Islam Bandung,” jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan dokter, saluran pernafasan dan makanan sudah tertutup sampai 90%. Kemudian, dokter THT mengambil tindakan operasi di kerongkongan untuk memudahkan Nia bernafas.
Sementara itu, Kepala Desa Cihanjuang Yuyus Yusuf membenarkan ada warganya yang sakit dan terus dilakukan pemantauan. Salah satunya kebutuhan keseharianya.
Baca Juga:Hari Peduli Sampah Nasional, Pegiat Lingkungan Soroti Sampah di Pasar ParakanmuncangKurang dari Satu Jam 900 Liter Minyak Goreng di Toko ini Habis Diserbu Warga
“Pernah datang ke desa. Kami arahkan untuk berobat ke RS BKKBM dan kami terus melakukan pendampingan sampai sekarang,” terang Yuyus.
Yuyus menuturkan, hasil pantauan perangkat desa ke rumahnya untuk makan dibantu dengan selang yang dipasang dari hidung dan berakhir di lambung.
Semua dilakukan agar mempermudah Nia bernafas dan makan. Namun, pasca operasi di kerongkongan, suara dan indra penciuman Nia hilang.
“Sekarang komunikasi yang kami lakukan lewat tulisan, isyarat dari mulut dan gestur tangan,” tutupnya. (kos)