Empat Desa Sewa Tanah Warga Untuk Jalan, Hariang Cisumur, Sebulan Tidak Bisa Dialui Roda Empat

Empat Desa Sewa Tanah Warga Untuk Jalan, Hariang Cisumur, Sebulan Tidak Bisa Dialui Roda Empat
Warga empat desa bergotong royong membuat jalan baru agar bisa dilalui kendaraan roda empat setelah ruas jalan kabupaten Cisumur-Hariang longsor. (KEGGA KEGGYAN/ SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, BUAHDUA – Jalan Hariang Cisumur yang terputus selama hampir dua bulan akhirnya menemukan titik terang. Empat desa yang terdampak bersepakat untuk  patungan membuat jalan sementara dengan menyewa lahan milik warga.

Empat desa tersebut adalah, Desa Hariang Kecamatan Buahdua serta Desa Wanajaya, Wanasari dan Ranggasari Kecamatan Surian.

Empat desa tersebut bersepakat untuk bergotong royong membuat jalan sementara agar bisa dilalui kendaraan roda empat. Keempat desa tersebut juga menyewa lahan milik warga.

Baca Juga:Longsor Jalan Hariang Cisumur Semakin Besar, Gerus Perkebunan Milik WargaKasus Penganiayaan Anak Oleh Kades dan Anggota DPRD Sumedang Disidangkan

“Kami sepakat menyewa lahan milik warga dengan nilai Rp 16 juta lebih selama satu tahun yang didanai dari empat untuk membuat jalan sementara agar bisa dilalui kendaraan roda empat. Selain menyewa lahan, kami juga berusaha patungan untuk material seperti batu dan pasir,” ujar Kepala Desa Wanajaya Erwan Riswanto kepada Sumeks, Selasa (12/4).

Ditegaskan, apabila tidak dicari solusi seperti ini masyarakat ramai mempertanyakan kapan akan diperbaiki. Mereka sangat memerlukan jalan ini untuk mobilitas mereka.

Karena, lanjut dia, jalan ini merupakan satu-satunya jalan yang pilihan dan terdekat menuju desa Wanajaya, Wanasari dan Ranggasari dari Hariang. Ataupun, sebaliknya.

“Untuk kendaraan roda dua masih bisa melintas dengan memakai jalan yang beralaskan gedeg di bawahnya meski harus berhati-hati. Sementara, untuk roda empat tidak bisa melintas sama sekali. Kasihan, apabila warga kami yang sakit harus digotong untuk menuju Puskesmas. Seperti, beberapa waktu lalu ada yang meninggal di kota dan akan dimakamkan di Desa, terpaksa warga menggotongnya,” paparnya.

Erwan menjelaskan, pembuatan jalan sementara dilakukan secara bergotong royong oleh masyarakat dari empat desa secara manual. Mereka menata batu dan pasir dalam pembuatan jalan tersebut.

“Pembuatan jalan sendiri dibagi menjadi empat bagian, sesuai jumlah desa yang terdampak. Masing-masing desa mendapatkan pembuatan jalan sepanjang kurang lebih 20 meter,” jelasnya.

Dijelaskan, kebun warga yang disewa sepanjang kurang lebih 80 meter dengan lebar kurang lebih empat meter. “Kini, pembuatan jalan sudah dilakukan selama dua hari hanya bermodalkan swadaya masyarakat,” tegasnya.

0 Komentar