sumedang, KOTA – Kabupaten Sumedang merupakan daerah di Jawa Barat yang karena faktor geografisnya menyimpan potensi bencana alam yang cukup tingg. Apalagi ditambah dengan faktor alam seperti fenomena La Nina. Bahkan, akibat hujan dengan intensitas yang tinggi pada Rabu (4/5), tercatat ada 8 kejadian banjir dan longsor di beberapa wilayah Sumedang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang Atang Sutarno menyebutkan, curah hujan yang tinggi adalah salah satu dampak dari fenomena La Nina yang melanda dunia.
“BMKG menyatakan bahwa Fenomena La Nina mengakibatkan curah hujan naik 30% di awal musim ini dibanding awal musim hujan tahun lalu. Sedangkan puncaknya terjadi Januari – Maret 2022 dimana kenaikannya sampai mencapai 70%,” kata Atang, baru-baru ini.
Baca Juga:Babinsa Gotong Royong Bersama Warga Bersihkan SelokanSiaga SAR Khusus Lebaran Resmi Dihentikan
Prakiraan BMKG tersebut, lanjutnya, dirasakan langsung di Sumedang pada tanggal 3 Mei 2022. Dimana, hujan dengan intensitas sangat tinggi mengguyur wilayah Sumedang pada pukul 17.00.
“Hujan yang berlangsung kurang lebih dua jam ini mengakibatkan banjir dan longsor di beberapa wilayah di Kabupaten Sumedang,” katanya.
Adapun wilayah yang mengalami banjir dan longsor tersebut diantaranya Dusun Peusar RT 04 RW 05 Desa Baginda Kecamatan Sumedang Selatan, Dusun Cieurih RT 02 RW 05 Desa Cipancar Kecamatan Sumedang Selatan, Dusun Cieurih RT 02 RW 05 Desa Cipancar Kecamatan Sumedang Selatan dan lokasi wisata River Inn Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan.
Kemudian Dusun Ciawi RT 02 dan RT 04 RW 04 Desa Gunasari Kecamatan Sumedang Selatan, RT 01 RW 07 Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan, Dusun Cikalong Landeuh RT 01 dan 02 RW 01 Desa Banyuasih Kecamatan Tanjungkerta dan Dusun Babakan Regol RT 01, 02, 03 RW 01 Desa Sukajaya Kecamatan Sumedang Selatan.
“Untuk itu, saya mengingatkan masyarakat Sumedang untuk selalu waspada terhadap dampak fenomena La Nina ini,” katanya. (red)