sumedangekspres, RANCAEKEK – Saat ini, hepatitis akut (misterius) yang banyak menyerang anak menjadi perhatian Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Meski demikian, di Jabar hingga saat ini belum ditemukan, namun Ridwan Kamil memberi perhatian khusus terhadap penyakit misterius ini.
Menghadapi hal itu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan seluruh stakeholder mengantisipasi kemunculan penyakit hepatitis akut misterius yang telah dinyatakan WHO sebagai kasus luar biasa termasuk RSKK.
Baca Juga:Film KKN Di Desa Penari Disukai Kalangan MahasiswaMengaku Khilaf, Kades Ganjaresik Minta Maaf
Menanggapi hal itu, Direktur Rumah Sakit Kesehatan Kerja (RSKK) Propinsi Jawa Barat Tin Tin Fariha Tini MSc PH mengatakan sejauh ini dalam antisipasi menghadapi pasien tersebut pihak rumah sakit belum secara spesifik, tetapi masih secara umum saja.
“Jadi pemeriksaanya seperti alur biasa saja. Analisanya mengarah kemana. Pasien masih diperlakukan seperti penyakit biasa,” terangnya beberapa waktu lalu.
Ia menerangkan, RSKK tidak ada dokter spesialis khusus yang menangani penyakit hepatitis akut (misterius). Namun, pihak rumah sakit tetap mengantisipasi melakukan pemeriksaan laboratorium bila ada pasien yang dicurigai terkena Hepatitis.
“Yang dimaksud misterius dalam artian belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebabnya,” tuturnya.
Penyakit Hepatitis ini sebaiknya harus diwaspadai juga dengan tetap melakukan protokol kesehatan, jaga jarak dan rajin cuci tangan seusai melakukan aktifitas.
Ia memastikan timnya sudah disiagakan. Mulai dari dokter spesialis anak kemudian di IGD, rawat jalan dan dari skrining.
“Kami sendiri persiapanya selain dari dokter spesialis anak. Kemudian, spesialis penyakit dalam, tim gizi, juga cleaning servis karena ini juga ada kaitannya dengan higienis,” ungkapnya.
Baca Juga:Berhasil Perkuat Ekosistem Digital, Penyaluran Kredit Usaha Rakyat BRI Tembus Rp88,99 Triliun per April 2022Warga Geram Selalu Dijadikan Kambing Hitam
Tetapi yang jelas edukasi kepada masyarakat itu bisa dilakukan dari Puskesmas maupun klinik. Pada intinya, semuanya harus meningkatkan kewaspadaan.
“Semua panduan dan semua pedoman sudah kita sebarluaskan. Kita juga memperkuat tim jadi utamanya antisipasi,” paparnya.
Pihaknya tetap mengingatkan pencegahan hepatitis yang menular, kuncinya hidup sehat. Kalau penularan lewat pernapasan pakai masker, jaga jarak, kurangi kerumunan, dan jangan saling tukar alat makan. Kalau ada keluarga yang sakit jangan terlalu banyak berinteraksi. (kos)