Inilah menu utama di Bromo KOM. Peserta harus nanjak sejauh 25 kilometer dengan elevasi sekitar 2.000 meter. Finisnya di Wonokitri di Bromo. “Lokasi start dan pit stop yang berubah pada tahun ini, membuat total jaraknya lebih pendek. Jadi peserta mendapatkan diskon 5 kilometer,” terang Azrul Ananda, penggagas Bromo KOM.
Perubahan total jarak ini juga berpengaruh ke batas waktu finis, alias cut of time (COT) Antangin Bromo KOM Challenge 2022. Time limit untuk kategori road bike adalah 13.15 WIB. Sedangkan untuk folding bike 13.30 WIB.
Eduardus Aditya dari Kelapa Gading Bikers (KGB), salah satu komunitas sepeda terbesar di DKI Jakarta, sudah tak sabar menghadapi event ini. Ia menyebut event Antangin Bromo KOM Challenge tak kalah keren dari event-event sepeda di luar negeri.
Baca Juga:Uu Sebut Usai Terpukul Pandemi Jabar Bangkit dengan Lebih Tekad KuatViral Video Mobil Box Dipasangi Stiker Seharga 200 Ribu, Dalih Keamanan
“Karakteristik tanjakan Bromo ini unik dan terbaik di antara tanjakan lainnya. Banyak dramanya. Di samping itu standar penyelenggaraan event ini tak kalah kerennya dengan event yang sering saya ikuti di luar negeri. Salut kepada Mas Azrul dan penyelenggara,” ucap pria yang akrab disapa Edo ini.
Penyelenggaraan Bromo KOM Challenge kali ini kembali mendapatkan dukungan PT Deltomed Laboratories. Melalui brand Antangin sebagai title partner. Sekaligus menggenapi kerja sama dengan Bromo KOM menjadi empat edisi berturut-turut.
CEO PT Deltomed Laboratories Mulyo Rahardjo mengatakan, Antangin Bromo KOM Challenge merupakan event sepeda bergengsi dan sangat menantang. Serta sangat diminati banyak cyclist Indonesia bahkan mancanegara. Terbukti dari tahun ke tahun animo peserta selalu meningkat.
Mulyo, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa tantangan yang tersaji dalam Antangin Bromo KOM Challenge 2022 tidak hanya menaklukan tanjakan, tetapi juga dalam melawan cuaca dan angin.
“Pengalaman saya selama empat kali mengikuti Bromo KOM, situasi dan kondisinya selalu berbeda. Kalau di sepuluh kilometer terakhir dapat cuaca mendung atau gerimis, bahkan hujan. Rasanya seperti mendapatkan energi tambahan. Tapi kalau cuaca terik panas matahari, rasanya seperti Anda sedang disiksa. Jadi kondisi tubuh harus fit. Butuh asupan energi dan cairan untuk bisa terus bertahan hingga finis,” kata Mulyo.