Dia mengatakan, wabah ini tidak perlu menjadi kerisauan untuk peternak jika peternak itu sendiri mampu menjaga kebersihan dengan tertib.
“Sebenarnya tidak perlu risau berlebih dengan wabah PMK jika peternak itu sendiri tertib tentang kebersihannya,” ujar Riski kepada Sumeks.
Dikatakan, memang wabah ini secara ekonomi sudah jelas merugikan para peternak. Tetapi, hal ini bisa dicegah dengan mengurus kandang dengan desinfektan.
Baca Juga:Gagal Berangkat Haji, Endang Ikhlas Satpol-PP Sumedang Cek Perusahaan di Cimanggung
“Sudah jelas kalau merugikan masalah perekonomian, tetapi wabah ini bisa dicegah dengan mengurus kandang dengan menyemprotkan disinfektan,” katanya.
Menurutnya, disinfektan yang digunakan sama dengan wabah covid pada manusia, seperti bayclin. Dan, itu mampu mencegah penyakit PMK tersebut.
“Kaya covid kemarin pake bayclin juga sudah mampu mencegah,” katanya.
Selain itu, kata dia, untuk pencegahan lain bisa dilihat jika seekor hewan kuku belah seperti sapi ini mengalami ciri-ciri penyakit PMK. Misalnya sapi tersebut berbusa di mulut, maka peternak harus memindahkan sapi tersebut berbeda tempat dengan sapi lainnya.
“Jika ada sapi yang mengalami ciri-ciri penyakit tersebut, misalnya mulutnya sudah berbusa, maka lakukan pemindahan sapi tersebut ke kandang yang beda dengan sapi lainnya,” katanya.
Setelah itu, hubungi mantri atau pun Dinas Peternakan untuk dilakukan pengecekan kepada sapi tersebut. Jika dikatakan positif maka pisahkan terlebih dahulu.
“Cepat-cepat hubungi mantri atau Dinas Peternakan untuk dilakukan pengecekan,” tambahnya.
Riski pun berharap agar para peternak ini tidak terlalu khawatir dikarenakan penyakit ini masih bisa dicegah. Memang tidak ada obatnya, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk nanti penyakit ini bisa hilang.
“Saya harap para peternak tidak terlalu khawatir dikarenakan masih ada pencegahan untuk penyakit tersebut,” pungkasnya. (wly/eri)