Di lain pihak, beberapa siswa yang tergeletak di lantai, sempat menelepon 911. Dengan ketakutan. Minta tolong. Agar dikirim segera polisi.
Siswa itu meraih HP milik guru mereka yang tergeletak tewas di sebelahnya. Itu berani mereka lakukan karena Ramos, Si pembawa senjata, lagi ke kelas sebelah.
Mereka juga berani meraih darah dari lantai untuk diusapkan ke seluruh badan. Juga darah dari teman mereka yang sudah tewas. Lalu pura-pura sudah mati.
Baca Juga:Survei IDM: Airlangga Tokoh Sipil Terkuat, Miliki Kans Menangi Pilpres 2024Airlangga Kunjungi Jerman, Peluang Tarik Investor ke Indonesia Terbuka Lebar
Komandan Pete berpikiran lain. Ia tetap menunggu kunci cadangan. Untuk bisa
masuk ke kelas. Kunci itu masih diambil dari petugas pembawa kunci cadangan. Lama sekali. Ia tetap tidak mau mendobrak pintu atau jendela. Ia berpikir Ramos sedang berlindung dan siap menembak.
Pikiran Pete lainnya: toh sudah tidak ada suara penembakan lagi. Itu ia anggap keadaan tidak membahayakan siswa lagi. Sama sekali tidak terpikirkan siapa tahu sudah banyak yang tertembak dan masih bisa diselamatkan.
Itulah yang akan jadi pusat penyelidikan atas Komandan Pete. Padahal ia sudah mengikuti pelatihan intensif keadaan seperti itu. Ia sudah 25 tahun mengabdi di kepolisian.
Pete juga tahu aturan baru menghadapi peristiwa seperti itu. Langsung dobrak. Aturan baru itu dibuat sebagai koreksi cara lama. Terutama setelah terjadi penembakan serupa di pantai timur 10 tahun lalu. Agar tidak terjadi lagi. Ternyata berulang.
Bukan main kemarahan masyarakat Uvalde. Dan seluruh Amerika.
Rupanya perhatian Pete kini sudah terbagi ke bidang lain. Ia lagi ingin jadi politisi. Ia ikut Pilkada di Uvalde. Untuk menjadi anggota dewan kota. Sudah terpilih. Ia bisa segera berhenti dari jabatan komandan polisi di situ. Dengan pangkat kapten.
Latar belakang Ramos sendiri kian terkuak. Ternyata ia cukup aktif di medsos. Yakni di Yubo. Yang 90 persen anggotanya anak berumur 25 tahun ke bawah. Menurut Yobo ada 79 juta anak muda di medsos tersebut. Termasuk Ramos.
Ramos juga sering live di Yubo. Anak berumur 18 tahun ini sering bicara mesum di situ. Live. Juga sering mengancam lawan bicaranya. Khususnya wanita.