sumedang, KOTA – Fosil yang ditemukan di Desa Jembarwangi dan Desa Darmawangi Kecamatan Tomo beberapa waktu lalu akan terus diteliti dan dipelajari. Rencananya Pemkab Sumedang bersama peneliti akan melanjutkan proses ekskavasi fosil purbakala tersebut.
Kepala Bidang Kebudayaan Disparbudpora Kabupaten Sumedang Budi Akbar mengatakan, ekskavasi sebelumnya sempat di lakukan oleh Balai Arkelog, peneliti dari ITB dan Badan Geologi. Rencananya, terhadap fosil-fosil purba tersebut akan segera dilakukan kembali ekskavasi.
“Eskavasi akan dilakukan ke gajah purba atau stegodon, fosil badak, taring buaya, fosil rusa dan fosil lain. Bahkan ada temuan fosil binatang laut berupa kerang moluska yang ditemukan di permukaan sebuah bukit,” ucap Budi.
Baca Juga:SMK Informatika Sumedang Lepas 448 Siswa5 Tips Meninggikan Badan Pada Masa Pertumbuhan
Ekskavasi akan dilakukan di beberapa titik dengan dibantu oleh para peneliti dari Balai arkeolog dan Badan Geologi.
“Prediksi kami bersama peneliti dari balai arkeolog dan balai geologi, ekskavasi kali ini untuk fosil gajah purba atau stegodon,” tandas Budi.
Menurutnya, proses ekskavasi tidak menutup kemungkinan akan ada temuan untuk fosil manusia purba. Proses ekskavasi yang sudah dilakukan berhasil menemukan sejumlah perkakas dari manusia purba.
“Mudah-mudahan di Sumedang juga dapat ditemukan fosil manusia purba,” tambah Budi.
Balai Pelestari Situs Manusia Purba Sangiran, Jawa Tengah dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek), tertarik dengan penemuan fosil yang ada di Sumedang.
“Fosil binatang dan manusia di Sangiran saat ini telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia di bawah Unesco,” jelas Budi.
Budi menuturkan, fosil-fosil yang ditemukan di Sumedang kemungkinan usianya lebih tua dibandingkan dengan temuan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca Juga:BRI Setor Rp.27,09 Triliun ke Negara Sepanjang Tahun 2021Puisi: Pesona Sumedang
Hal itu didasari dengan teori saat terjadi pergeseran kulit bumi atau saat belum terbentuknya pulau Jawa pada jutaan tahun lalu. Dasar laut yang pertama terangkat adalah di wilayah pulau Jawa bagian Barat.
“Tadinya dasar laut lalu terangkat kepermukaan sehingga sumber makanan menjadi berlimpah dan terbentuk padang savana. Sehingga, manusia dan hewan dari daratan Asia kala itu berbondong-bondong ke pulau Jawa. Logikanya karena yang pertama pulau Jawa bagian barat yang terangkat ke permukaan, maka sebelum menginjakan kaki ke pulau Jawa bagian Timur dan tengah maka ke pulau Jawa bagian barat dulu,” jelas Budi.