sumedang, KOTA – Momentum kegiatan Majelis Taklim Bersatu (MTB) ke – 100 yang digelar di Masjid Agung Sumedang, Kamis (9/6) malam. Kegiatan itu diwarnai doa bersama untuk almarhum Emmeril Kahn Mumtadz (Eril).
“Meskipun ditemukan dalam keadaan wafat, namun semua orang sudah menyolatkan dan mendoakannya,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Islam Internasional Terpadu Asy-Syifaa Wal Mahmudiyyah Abuya KH. Muhyiddin Abdul Qadir Al-Manafi MA.
Disebutkan, meninggal dunia saat tenggelam, merupakan salah satu yang menjadikan seorang mati sahid.
Baca Juga:Trunamanggala Salurkan 40,20 Persen DD 2022 pada BLTTarunajaya Jadikan Sarana Olahraga Skala Prioritas
“Mudah-mudahan almarhum Eril ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT, digolongkan kepada golongan yang mati sahid. Karena seorang muslim, apabila matinya dengan tenggelam dia akan mendapatkan pengakat sahid,” ujarnya. (
Di lain tempat, sepupu Gubernur Jawa Barat di Pesantren Pagelaran 2 di Lingkungan Kaum Sumedang Selatan Tintin Nuryatin mengatakan
Emmeril Khan Mumtadz atau Eril merupakan sosok yang pendiam namun cerdas. Tintin sendiri sudah lama tak bertemu dengan Eril.
“Eril sendiri tak banyak bicara, terakhir ketemu waktu halal bihalal di Subang, sebelum pandemi,” singkatnya kepada Sumeks, baru-baru ini.
Titin pun menegaskan akan segera melakukan takziah setelah diketemukannya jasad Emmeril Khan Mumtadz. Kemudian, akan menyambangi rumah Dinas Pakuan.
Sementara itu, ribuan warga terus berdatangan ke Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil, Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung, hingga Minggu sore untuk menyampaikan ucapan belasungkawa dan doa untuk almarhum Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril.
Salah seorang petugas keamanan di Gedung Negara Pakuan, Khaerul Alwi mengatakan diperkirakan sejak pukul 08.00 hingga 17.00 ada ribuan warga yang datang bertakziah.
Baca Juga:Hati-Hati, Penipuan Lewat Telepon Terus BeraksiPakan Ternak Naik, Petani Coba Gunakan Magot
Ucapan dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama ditujukan untuk keluarga besar Gubernur, perangkat daerah, dan pimpinan daerah. Sedangkan sesi kedua untuk organisasi masyarakat dan warga sipil.
Warga yang ingin berbelasungkawa nampak rela mengantre untuk mendapatkan kesempatan bertemu langsung dengan Gubernur.
Mereka mengantre tertib sesuai dengan aturan Gedung Pakuan. Sebelum bertemu langsung, warga diberikan kesempatan menulis ucapan belasungkawa pada secarik kertas kotak warna-warni yang telah disediakan, kemudian ditempel di dinding salah satu ruang pertemuan di Gedung Pakuan.