sumedangekspres – Pemuda Hasilkan beragam karya, keberadaan Rumah Seni di Komplek Griya Bandung Indah (GBI), RT01 RW06, Desa Buah Batu, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.
Membuahkan inovasi dalam pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat Desa Buah Batu, aktivitas para pemuda di GBI itu bisa hasilkan beragam karya nya.
Salah seorang pemuda aktif di Rumah Seni sekaligus sebagai Juru Bicara, Reysha Halim Kurniawan menerangkan, inovasi tersebut dinamai Sampah Online (Sampol).
Baca Juga:Jaksa: Tersangka Kekerasan Seksual Sekolah SPI Kerap Intimidasi Korban Agar Tidak Bersaksi Di PersidanganHampir Sama dengan KKN di Desa Penari, Manoj Punjabi Keluarkan Dana Hampir Rp 12 M untuk Film Ivanna
“Berawal dari pandemi Covid-19, semua aktivitas masyarakat dibatasi dan semua sudah serba online,” kata Reysha kepada Jabar Ekspres, Senin (11/7).
Baginya, bisa menghasilkan pemberdayaan dan perekonomian, dengan menawarkan bagi hasil dari pengelolaan sampah.
Alhasil, konsep pengelolaan sampah berbasis online pun tercetus dan mulai diterapkan di lingkungan Desa Buah Batu, Kecamatan Bojongsoang.
“Ini program kerjasama antara komunitas kita dengan pihak desa, mulai diresmikan 11 Juli 2022. Bahkan sudah diketahui oleh pak Bupati (Kabupaten Bandung),” ujarnya.
“Karena sistemnya sudah enak, tinggal minta dibawa sampahnya, nanti kita bawa dan pembayarannya bisa langsung atau bisa ditabung dulu,” tambah Reysha.
Dia menyampaikan, setelah dilakukan sosialsasi kepada masyarakat melalui grup media sosial tingkat RT dan RT di Desa Buah Batu, respons dan antusias warga dinilai baik.
Reysha menjelaskan, sampah yang dapat diambil untuk dijadikan uang bagi masyarakat hanya berjenis plastik dan kertas bekas.
Baca Juga:Polisi Ungkap Adanya Penggalangan Dana untuk Bebaskan Simpatisan MSA yang DitahanHarga Elpiji 12 Kg Naik, Masyarakat Mampu Diminta Tidak Berganti ke Gas Melon
Tak hanya jenis sampah, perhitungannya dilakukan dengan sistem berat per kilogram dan penarikan sampahnya sementara ini masih menggunakan media sosial WhatsApp.
Seperti dicontohkan, jika warga mempunyai 1 kilogram plastik bekas minuman dengan kondisi kotor akan diberi keuntungan Rp3 ribu rupiah. Akan tetapi, jika plastik bekas minuman tersebut kondisinya bersih, maka diberi keuntungan sebesar Rp5 ribu rupiah.
“Rencananya akan dikembangkan menjadi aplikasi, konsepnya jadi warga tinggal minta diambil sampah dengan fitur nantinya ada jumlah botol plastik berapa atau kertas misalnya,” ucap Reysha.
“Masyarakat jadi gampang, gak usah nunggu-nunggu pengepul yang lewat, bahkan kalau udah merasa kotor di rumahnya banyak sampah plastik hari itu langsung bersih dan dapat uang dari bagi hasil,” lanjutnya.