“Sudah,” jawab sang sopir sembari mengangguk.
Riza lantas meminta sang sopir untuk menjaga para penumpangnya dari tindakan pelecehan seksual.
“Bapak (sopir) bantu jaga ya (penumpang) perempuan terutama. (Penumpang) laki-laki juga menjaga kesopanan,” pinta Riza.
Politisi Gerindra itu menyatakan, kasus pelecehan seksual memang kerap terjadi di Indonesia.
Baca Juga:Berawal Dari Gedor Rumah, Remaja Bacok Tetangga Di Kediri2 Orang Tewas Serta 11 Luka-luka Karena Ledakan Bom Di Dekat Pusat Perbelanjaan Yangon Myanmar
Karena itu, Riza meminta seluruh pihak, termasuk sopir angkot, untuk bisa diajak bekerja sama mencegah pelecehan seksual.
“Sekarang memang ada peningkatan pelecehan seksual di Indonesia, mari kita hadapi bersama untuk melakukan pencegahan,” sebutnya.
Warga diminta lapor
Ditemui usai sidak, Riza meminta masyarakat segera melapor jika menjadi korban atau saksi pelecehan seksual di transportasi umum.
Menurut dia, masyarakat dapat menguhubungi call center 112 atau Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).
“Kami ingin mengajak seluruh warga Jakarta untuk lebih berhati-hati dan berani melaporkan apabila ada pelecehan seksual,” ujarnya.
“Laporkan ke call center 112 atau pos layanan P2TP2A, yaitu 081317617622. Warga harus berani melaporkan,” tutur dia.
Minta tak takut saat naik angkot
Tak hanya itu saja, Riza juga meminta warga agar tidak takut saat hendak menaiki angkot di Ibu Kota.
Baca Juga:Berita Terkini dari AKBP Josua Soal Kasus Pembunuhan Suami Istri di SamosirRuas Ujungjaya-Conggeang Terus ‘Dikeureuyeuh’
“Saya ingin memastikan kepada warga Jakarta (untuk) tidak usah takut naik tranportasi publik, termasuk angkot,” paparnya.
Ia menyebutkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI kini sedang membahas sejumlah kebijakan agar warga tetap merasa aman saat menggunakan transportasi umum.
Salah satu yang diupayakan adalah penerapan sanksi bagi pelaku pelecehan seksual di transportasi umum.
“Upaya ini sedang dalam kajian kami atas kasus yang meningkat ini. Kami lakukan kajian,” ucapnya.
Ia meyakini bahwa sanksi memang perlu diberikan terhadap pelaku pelecehan seksual.
Di sisi lain, politisi Gerindra itu juga meyakini bahwa sanksi sosial merupakan bentuk sanksi yang lebih berat, bahkan jika dibandingkan dengan penjara.
“Sanksi sosial seperti diviralkan (ke sosial media) itu jauh lebih berat sejujurnya bagi pelaku, tapi juga yang penting nanti sanksi juga akan diberikan,” ujar Riza.
Selain itu, Pemprov DKI pun mempertimbangkan untuk membuat angkot khusus perempuan.