sumedangekspres – Unggahan video viral yang menampilkan potongan babat atau bagian lambung sapi yang disebutkan terdapat beberapa cacing parasit viral di media sosial.
Video itu dibagikan oleh pemilik akun Tiktok @abrwt04 pada Selasa 12 Juli 2022.
Di dalam video tersebut, memperlihatkan potongan babat tersebut ditempeli banyak cacing parasit berwarna merah darah.
Baca Juga:5 Pria Warga Kupang Aniaya Polisi, Pekalu Divonis 8 Bulan PenjaraKesaksian Sopir Angkot Soal Pelecehan Seksual yang Dialami Penumpang di Tebet, Sempat Cekcok Kira Orang Pacaran
Pengunggah video tersebut kemudian menyiram cacing yang menempel pada babat tersebut dengan air panas.
Cacing parasit itu seketika rontok dan mengambang pada air yang telah disiramkan.
Kejadian itu mendapat beragam komentar dari netizen, salah satunya reaksi mereka yang merinding ketika melihat cuplikan video tersebut.
Hingga pada hari Rabu 13 Juli 2022 pukul 15.06 WIB, video itu sudah dikomentari 22,5 juta netizen dengan 628 ribu like.
jadi gimnaa ???????? @aymanalts ? KAGANANGAN – DJ [???????????????????? ]Hantakan????
Lalu, bagaimana penjelasan dokter atas peristiwa tersebut?
Penjelasan dokter
Dosen Parasitologi Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Aji Winarso mengatakan bahwa cacing tersebut bernama Paramphistomum.
Paramphistomum merupakan cacing parasit yang umumnya menyebar dan berada di dinding rumen atau lambung sapi.
“Tidak semua sapi ada cacing tersebut, cacing itu parasit pada sapi,” kata Aji kepada Kompas.com, Rabu (13/7/2022).
Baca Juga:Berawal Dari Gedor Rumah, Remaja Bacok Tetangga Di Kediri2 Orang Tewas Serta 11 Luka-luka Karena Ledakan Bom Di Dekat Pusat Perbelanjaan Yangon Myanmar
Aji menjelaskan bahwa cacing Paramphistomum berasal dari rumput yang terinfeksi kista cacing kemudian dimakan oleh sapi.
Penyebaran cancing tersebut diperantarai oleh siput yang lebih dahulu terinfeksi telur cacing melalui feces atau kotoran sapi.
“Lalu larva cacing keluar dari siput dan menempel di rumput, ketika rumput dengan kista cacing dimakan sapi, maka sapi terinfeksi,” jelas Aji.
Meskipun merupakan cacing parasit, namun keberadaannya di lampung sapi tidak terlalu membahayakan kesehatan sapi.
Apakah babat tersebut dapat dikonsumsi?
Aji mengungkapkan jika babat sapi yang terdapat cacing Paramphistomum masih dapat dikonsumsi oleh manusia.
Hal tersebut dikarenakan infeksi cacing Paramphistomum tidak menular kepada manusia, sehingga tidak berisiko zoonosis.
“Jadi untuk masyarakat tidak perlu cemas, tidak ada resiko kesehatan,” ungkap Aji.
Akan tetapi sebelum diolah, Aji menyarankan babat sapu yang terdapat cacing Paramphistomum untuk dibersihkan terlebih dahulu sebelum diolah.