Tujuannya, kata Dadang, walaupun secara teknis masyarakat sudah memahami cara mengelola ternak hewan dan tanaman, pembekalan tersebut untuk mematangkan kemampuan sekaligus edukasi terkait pembagian hasil panen.
“Soalnya itu dana pemerintah, kita harus mengupayakan dengan benar dan bisa dikembangkan supaya bisa meningkatkan ekonomi lokal,” imbuhnya.
“Nantinya kalau pembagian hasil kita untuk peternak atau petani yang mengelola 60 persen dari penghasilan panen, 10 persen sebagai PAD (Penghasilan Asli Desa) dan 30 persen dikelola BUMDes,” tambah Dadang.
Baca Juga:Partai Golkar Sumedang Songsong Kemenangan Pilpres, Pileg dan Pilkada 2024Maskara Jemput Bola Dukung Program Literasi
Dalam pemaparannya, Dadang menegaskan, dalam pengelolaan 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan binatang dan nabati itu, akan diawasi oleh Pemdes Haurngombong.
“Supaya bisa terus berkembang dan bermanfaat. Karena pengelolaan tidak se sederhana itu, tetap harus ada pengawasan,” pungkasnya.
“Jadi program terlaksana, pemberdayaan ada, perekonomian meningkat, angka pengangguran dan kemiskinan menurun. Harapan saya semoga ketika mulai pelaksanaan bisa lancar dan berkembang,” tutup Dadang. (kos)