sumedang, KOTA – Pandemi Covid – 19 yang melanda dunia beberapa tahun lalu, memporak-porandakan sendi-sendi kehidupan, tanpa terkecuali dunia pendidikan.
Bahkan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, Agus Wahidin yang saat itu baru enam bulan menjabat, mengaku dikejutkan dengan keadaan tersebut.
“Mau tidak mau, memaksa KBM berubah drastis. Metode pembelajaran langsung tatap muka di kelas yang efektif dan efisien tiba-tiba berubah tak dapat lagi dilaksanakan,” kata Agus kepada Sumeks, Rabu (3/8).
Baca Juga:Polisi Amankan 15 Paket Sabu, Pengedar Narkoba Sasar Kalangan RemajaPuskesmas Padasuka Kejar Target Vaksin Booster
Saat itu, kata Agus, semua kebingungan dan hanya dihimbau untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dengan metode daring.
“Hal itu tentunya tak mungkin menjadi satu-satunya cara, apalagi bagi level PAUD, SD SMP dan PKBM di daerah yang banyak kendala dan keterbatasan,” sambungnya.
Beranjak dari kegelisahan dan sebagai bentuk tanggung jawab sebagai Kepala Dinas Pendidikan, dia berpikir keras untuk memunculkan gagasan dan pemikiran.
Dari hasil pemikirannya itu, maka lahirlah strategi komplementer Tujuh Metode Pembelajaran Holistik dan Integratif, yang dituangkan dalam keputusan Kepala Dinas dan Peraturan Bupati Sumedang.
“Dengan kebijakan tersebut, para guru dan tenaga kependidikan di Kabupaten Sumedang kembali bisa melaksanakan pendidikan dan pengajaran secara variatif komprehensif dan fleksibel,” tuturnya.
Tujuh metode pembelajaran dengan pembobotan yang berbeda, tentunya sangat relevan dan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana mereka berada.
“Gagasan dan pemikiran saya ini mendapat surat pencatatan ciptaan dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia,” terangnya.
Baca Juga:Strategi Dinas BMPR Jabar Wujudkan Jalan MulusBupati Garut Kukuhkan Ketua DPC LPM Kecamatan se-Kabupaten Garut
Karena dengan metode tersebut, dinilai akan dapat memberikan manfaat yang lebih luas dan mampu menginspirasi para guru dan para tenaga kependidikan di seluruh Indonesia.
“Melalui metode penulisan kolaboratif yang melibatkan 12 orang guru terpilih, gagasan dan pemikiran itu saya wujudkan dalam sebuah buku yang berjudul strategi komplementer 7 metode pembelajaran holistik integratif,” ujarnya.
Senada dikatakan Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, Eka Ganjar.
Menurutnya, Pandemi Covid -19 telah melanda selama dua tahun dan itu berdampak terhadap sistem pembelajaran.
Saat itu, kata Eka, bukan hanya Sumedang, bahkan mungkin seluruh dunia merasa kebingungan. Lalu kebijakan apa yang mesti diterapkan, untuk pembelajaran di masa pandemi itu