sumedang, KOTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor) yang juga Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas menyebut Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir sebagai salah satu kader yang berhasil dalam karirnya.
Menurutnya, Dony pun patut ditiru oleh kader-kader GP Ansor dan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).
Hal itu disampaikan Menteri Agama saat menghadiri Apel Kebangsaan Banser Jawa Barat sekaligus Peresmian Rumah Toleransi Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Jawa Barat di Halaman Gedung PW Ansor Jawa Barat Jalan Terusan Galunggung No 09 Lengkong, Kota Bandung.
Baca Juga:Puskesmas Tanjungsari Gratiskan Antigen Covid-19, Sambut HUT Kemerdekaan RI ke 77Awasi Pengembangan Daya Tarik Wisata, Komisi III Sebut Pengelolaan Kampung Buricak Burinong Perlu Dibenahi
“Ini salah satu bentuk sukses menjadi kader Ansor. Jadi kader Ansor dan Banser itu sebagaimana pesan Pak Gubernur Ridwan Kamil harus bermanfaat bagi orang lain. Salah satunya seperti Kang Dony yang menjadi Bupati,” ucapnya di hadapan anggota GP Ansor dan Banser yang hadir.
Dikatakan, posisi yang strategis seperti menjadi Bupati manfaatnya akan semakin besar bagi umat dan masyarakat.
“Saya berharap semua kader ini menjadikan Kang Dony sebagai contoh sukses. Nanti Kang Dony akan dijadikan contoh kader di Indonesia bisa menjadi Presiden atau Wakil Presiden. Kalau enggak cukup di Jawa Barat saja,” ujarnya diikuti tepuk tangan hadirin.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam sambutannya mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menghaturkan terima kasih atas kerja sama selama ini dengan PWNU Jawa Barat, khususnya GP Ansor dalam membangun peradaban di Jawa Barat.
“Sangat luar biasa. Karena tidak bisa membangun negeri ini hanya mengandalkan pemerintah,” ucapnya.
Kerja sama tersebut, jelas Gubernur, adalah salah satu bentuk dari teori Pentahelix ABCGM, yakni kerja sama yang melibatkan akademisi (academy), pelaku usaha (bussiness), masyarakat (community), pemerintah (government) dan media.
“Kalau dikit-dikit pemerintah kecepatan kita hanya 40 KM per jam. Tapi gabung dengan akademisi jadi 80 KM, begitu seterusnya. C-nya (community) ini ialah PWNU Jabar, Badan Otonom, khususnya Pemuda Ansor,” tuturnya.
Baca Juga:Analis Proyeksikan Pencapaian BRI Group Semakin Mengkilap di Akhir Tahun 2022GIIAS 2022 Hadirkan Kendaraan Listrik di Tanah Air, Airlangga: Pemerintah Berikan Insentif Melalui Berbagai Regulasi
Bentuk kerja sama tersebut diantaranya program bersama dengan salah satu Badan Otonom NU yakni JQH (Jam’iyyatul Qurro wal Huffadz) berupa Satu Desa Satu Hafidz Quran.