sumedang, TANJUNGKERTA – Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UPI Kampus Sumedang bekerja sama dengan Bidang Pendidikan Dasar Dan Menengah Kabupaten Sumedang, menggelar acara Pelatihan dan workshop, Jumat (19/8).
Pelatihan yang berlokasi di SD Negeri Kadu Jajar III, Tanjungkerta itu, mengusung tema Meningkatkan Bahan Ajar Digital Untuk Meningkatkatkan Hots Siswa SD, Pada program Pengabdian Kepada Masyarakat.
“Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan kemampuan berpikir siswa pada hal-hal atau aspek secara lebih detail, bukan hanya pada aspek hasil belajar yang sekadar tertuang pada sebuah nominalangka,” kata Dr Isrok’atun MPd salah seorang pemateri, menuturkan kepada Sumeks, di sela-sela acara.
Baca Juga:Maknai Kemerdekaan RI, BRI Salurkan Dana Pendidikan bagi 68 Paskibraka dan 1.800 Anak Pelaku Usaha MikroGubernur Ridwan Kamil: Ramaikan Situ Ciburuy dengan Kegiatan Positif
Konsep HOTS sambung Isrok’atun, dipaparkan dalam pembahasan cognitive domain, yaitu domain yang melibatkan knowledge dan intellectual skills (Ramli, 2015).
“Kemampuan HOTS meliputi ranah menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi (Prasetyani, Hartono, & Susanti, 2016),” ujarnya.
Dari pengertian ini, tentunya diperlukan sebuah bahan ajar khusus yang sedemikian rupa sehingga dapat memfasilitasi siswa dalam melatih kemampuan berpikirnya.
“Bahan ajar dapat didefinisikan sebagai sebuah perangkat materi ajar, yang dikemas secara khusus disesuaikan dengan model atau pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru (Widyariani, Setiono, & Sutisnawati, 2016; Gjalt, Astrid & Albert, 2018),” ungkapnya.
Sedangkan definisi bahan ajar digital, tutur dia, dapat diartikan sebagai bahan ajar yang dikembangkan dengan memanfaatkan platform digital yang ada (Faisal, Hotimah, Nurhaedah, Nurfaizah dan Khaerunnisa, 2020; Smaragdina, Nidhom, Soraya, & Fauzi, 2020).
“Misalkan, materi tentang luas suatu bidang datar (Kemendikbud, 2018).
Materi ajar yang ada di buku-buku pegangan siswa maupun guru pada umumnya masih bersifat materi pelajaran yang informatif,” paparnya.
Di sinilah, kata Isrok’atun, peran pengemasan bahan ajar materi luas bidang datar tersebut, untuk didesain secara khusus, sehingga dapat mengembangkan kemampuan HOTS siswa.
Baca Juga:Punya Potensi Ekonomi Kreatif, Rumah Belajar Batik Tasikmalaya DiresmikanMeriahkan Hari Kemerdekaan, BRI Rangkul Pelaku UMKM dalam “BRILian Independence Week”
“Misalnya dikemas dalam bentuk kegiatan-kegiatan, praktik dengan berbagai peralatan seperti gunting, kertas, lem, dan lain-lain,” ujarnya.
Sehingga siswa mampu menemukan kembali rumus-rumus luas pada bidang datar (Mark & Mark, 1990) Dan selanjutnya adalah, bagaimana mendesain konsep ini ke dalam sebuah bahan ajar digital, seperti dalam bentuk video tutorial menemukan kembali rumus-rumus luas pada bidang datar.