sumedang, JATIGEDE – Lembaga Adat Desa (LAD) Mekarasih Kecamatan Jatigede tabur bunga di hamparan perairan Waduk Jatigede pada momen hari penggenangan Waduk Jatigede.
Tanggal 31 Agustus 2015 sendiri merupakan momen terpahit bagi masyarakat eks wilayah genangan Waduk Jatigede karena harus hengkang dari tanah kelahirannya tercinta.
Terlepas dari hal pahit yang dialami masyarakat yang terdampak langsung oleh pembangunan Waduk Jatigede, kali ini LAD Mekarasih punya rencana kedepannya. Terutama, untuk mengenalkan kepada generasi penerus terkait sejarah-sejarah yang ikut terendam Waduk Jatigede. Hal itu dilakukan melalui kegiatan Ngamulasara Tembong Agung (Ngalarung).
Baca Juga:Sumedang Terbaik Penerapan Penurunan StuntingSMPN 4 Sumedang Kolaborasikan Kurikulum
Ketua Lembaga Adat Desa (LAD), Sihabudin menyebutkan, kegiatan ‘Ngalarung’ menjadi agenda tahunan yang akan tetap digelar pada moment peringatan penggenangan Waduk Jatigede.
Ngalarung merupakan bentuk kepedulian masyarakat adat untuk tetap melestarikan dan mengurusi wilayah cikal bakal Sumedang, yaitu Tembong Agung.
“Ngalarung punya maksud dan tujuan agar sejarah Tembong Agung ini tetap bisa terjaga. Dan, ini juga merupakan bentuk rasa hormat kami kepada para leluhur,” katanya kepada Sumeks, Rabu (31/8)
Dikatakan, dalam kegiatan tersebut diisi dengan tampilan kesenian buhun. Hal itu bertujuan agar seni buhun bisa dikenali oleh kaum milenial seperti sekarang ini.
Selain itu, ada juga kegiatan do’a bersama di situs Haji Abdul Saka yang merupakan situs pindahan dari Desa Leuwihideung Kecamatan Darmaraja.
“Pada agenda Ngalarung ini, ada juga tampilan seni buhun yang mungkin sudah kurang dikenali oleh kaum milenial,” katanya.
Sihabudin menegaskan, Ngalarung juga diisi dengan kegiatan tabur bunga di areal Waduk Jatigede. Karena, merupakan simbol pengantar do’a, tak hanya itu ada juga sedekah alam, yaitu menebarkan benih ikan dan menanam pohon di sekitar pesisir Waduk Jatigede.
Baca Juga:DPK Apdesi Sumedang Utara Apresiasi MuscabKopi Khidmat Ikhwan Pasarkan ke Luar Negeri
“Selain tabur bunga, ada juga sedekah alam, tebar benih ikan dan penanaman pohon,” katanya.
Diharapkan, momen ini bisa terus berlangsung dan jadi agenda yang disakralkan. (eri)