Kehidupan Penyadap Getah Pinus Memprihatinkan, Kehilangan Sumber Pencaharian

Kehidupan Penyadap Getah Pinus Memprihatinkan, Kehilangan Sumber Pencaharian
Seorang penyadap getah pinus di Gunung Kareumbi saat bekerja. Kini, mereka menunggu keputusan terkait pekerjaan mereka (NET ILLUSTRASI)
0 Komentar

sumedang, CIMANGGUNG – Puluhan penyadap getah pohon pinus di Kabupaten Sumedang saat ini tengah kebingungan. Bahkan, hidup mereka seakan hanya bertaruh pada garis takdir.

Diketahui, puluhan warga itu mengantungkan hidupnya melalui getah pohon pinus di kawasan konservasi Gunung Masigit Kareumbi.

Sekretaris Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung, Hendra Purnama mengatakan, tak sedikit warganya berprofesi sebagai penyadap getah pohon pinus.

Baca Juga:Harga BBM Naik, Kesenjangan MenjauhKenaikan Tarif Angkot Jangan Lebih 30 Persen

“Banyak warga yang mengeluhkan dan keberatan karena tidak boleh menyadap getah pohon pinus,” kata Hendra melalui seluler, Selasa (6/9).

Di Desa Sindulang sekiranya ada sekitar 40 warga yang sempat aktif sebagai penyadap getah pohon pinus. Namun, sekarang kondisi mereka menganggur. Sebagai mata pencaharian warga, menyadap getah pohon pinus jadi harapan untuk melanjutkan kehidupan sehari-harinya.

“Klarifikasi kemarin dengan semua petani, agar perjanjian kerjasama (PKS) segera ditindak lanjuti dan segera disahkan,” ujarnya.

Bahkan, kata dia, sudah selama 5 bulan para penyadap getah di desa tersebut bertahan hidup sebisa mungkin, karena kehilangan sumber ekonominya.

Diketahui, Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat menangguhkan perjanjian kerjasama dengan para penyadap getah.

Oleh sebab itu, banyak warga yang mata pencahariannya sebagai penyadap, tengah menunggu kepastian terkait perpanjangan kembali perjanjian kerjasama. (kos)

0 Komentar