sumedang, DARMARAJA – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) punya dampak besar untuk perkembangan perekonomian masyarakat.
BBM merupakan sarana transportasi. Sehingga, dapat dikatakan merupakan salah satu indikator pergerakan ekonomi masyarakat.
Sarana transportasi seperti angkutan umum, baik roda empat maupun roda dua mengandalkan bahan bakar tersebut. Sehingga, naik turunya harga BBM berdampak terhadap perekonomian. Kenaikan harga BBM akan diikuti dengan kenaikan tarif angkutan umum, baik untuk pengangkutan manusia maupun pengangkutan barang.
Baca Juga:PKS Sumedang Menolak Kenaikan BBMMotor Beat Street dan Beat CBS Jadi Incaran
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sekaligus Guru Besar pada Departemen Antropologi FISIP Unpad Prof Dr. Opan S Suwartapradja menilai, meningkatnya ongkos pengangkutan barang ini juga akan meningkatkan harga barang itu sendiri. Keterkaitan kenaikan harga BBM dengan pendapatan masyarakat yang masih rendah akan terjadi inflasi. Inflasi yang terjadi menurut perkiraan pemerintah dengan naiknya harga BBM ini sekitar 6,69 persen.
Ditegaskan, ini artinya akan menurunkan daya beli masyarakat dan atau akan terjadi kelesuaan ekonomi. Sehingga, menganggu atau menghambat terhadap pertumbuhan ekonomi, baik secara regional maupun secara nasional.
“Kenaikan BBM bisa berdampak kepada semua komponen kebutuhan hidup masyarakat,” katanya kepada Sumeks, Rabu (9/7).
Dalam hal ini, yang menjadi terdampak kenaikan Bahan Bakar Minyak tentunya semua warga baik yang kaya maupun yang miskin. Hanya saja bagi orang kaya tidak soal, hanya menambah alokasi biaya pengeluaran untuk transportasinya. Dan, bagi pengusaha akan tertutup dari usahanya itu dengan penyesuaian harga jual barangnya.
Namun, lanjut dia, bagi masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah, kenaikan harga BBM akan dirasakan sekali. Sebagai contoh bagi para petani atau petani gurem. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak akan meningkatkan harga pupuk, yaitu kenaikan harga pupuk ditambah dengan kenaikan ongkos angkut.
Sedangkan harga gabah masih tetap (tidak ada kenaikan) sehingga penghasilan petani akan menurun dan atau merugi, terutama bagi petani gurem.
“Yang jelas yang merasakan dampak negatif dari kenaikan BBM ini ya orang-orang yang tingkat ekonominya menengah ke bawah,” kata dia.