sumedang, DARMARAJA – Kolam Air Tenang (KAT) masih belum maksimal untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.
Aktivitas kolam air tenang atau empang di Kecamatan Darmaraja masih sangat lemah, biasanya pemilik kolam hanya menabur benih ikan di kolamnya lalu dibiarkan begitu saja, tidak ada target panen ikan.
Penyuluh Dinas Perikanan dan Peternakan wilayah Darmaraja Erlin Rosiah menyebutkan, pihaknya melihat potensi Kolam Air Tenang di daerah seluas kurang lebih 18,9 Ha masih kurang maksimal penggunaannya.
Baca Juga:Ratusan Titik di Sumedang Terpasang WifiDP3AKB Jabar Launching Pelatihan Vokasional Sekoper Cinta 2022, Tingkatkan Partisipasi Ekonomi Perempuan Jabar
Menurutnya, kolam yang tersebar di 12 desa di Kecamatan Darmaraja saat ini baru dimanfaatkan untuk pembenihan kurang lebih seluas 2,1 Ha dan pembesaran kurang lebih 5 Ha. Sisanya belum optimal dimanfaatkan untuk usaha budidaya ikan.
Dikatakan, kolam air tenang yang ada masih bersifat untuk keperluan pangan keluarga dan belum berorientasi usaha.
“Sayangnya kolam air tenang di Darmaraja belum dijadikan sarana untuk usaha. Padahal, itu berpotensi dongkrak perekonomian,” kata Erlin kepada Sumeks, Senin (19/9).
Dijelaskan, pihaknya mengakui sumber mata air jadi salah satu kendala. Air menjadi kebutuhan penting bagi usaha perikanan, baik itu untuk kegiatan usaha perikanan tangkap, perikanan budidaya, maupun pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Khusus untuk budidaya di KAT dengan pola tradisional konvensional.
“Sumber mata air menjadi kendala, saat ini air dari sumber mata air selain dimanfaatkan untuk pengairan KAT dan sawah, juga untuk PAM ke rumah-rumah dan keperluan rumah tangga. Sehingga, jumlah air yang digunakan untuk KAT menjadi lebih sedikit apalagi di saat musim kemarau debit air menjadi berkurang,” jelasnya.
Disebutkan, pihaknya telah mengupayakan desiminasi teknologi budidaya ikan air tawar dengan minimalis air. Seperti teknik budidaya sistem bioflok, akuaponik dan penyebaran informasi terkait sistem resirkulasi dengan memilih komoditas ikan yang cocok terbatas air dan lahan marginal, seperti lobster air tawar, lele dan gurame.
“Memang ketersediaan air jadi kendala untuk pengembangan perikanan KAT di Darmaraja. Maka, harus ada upaya penyuburan sumber mata air terlebih dahulu,” katanya.