Korban Longsor Minta Wakil Rakyat Dengar Keluhannya, Akan Datangi Kantor Kecamatan

Korban Longsor Minta Wakil Rakyat Dengar Keluhannya, Akan Datangi Kantor Kecamatan
Longsor Cimanggung memporakporandakan rumah dan menewaskan 41 orang yang tinggal di Perumahan Pondok Daud Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung beberapa waktu lalu (DOK SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, CIMANGGUNG – Bencana longsor di Dusun Bojongkondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung yang menelan korban jiwa sebanyak 41 orang itu hingga kini belum dipindahkan ketempat relokasi. Padahal, tempat relokasi yang dibangun di sekitar Perum PT SBG itu sudah selesai.

Bencana longsor yang menerjang kompleks perumahan Pondok Daud beberapa waktu lalu itu merusak hampir 90 persen bangunan yang ada. Bahkan, salah satu korban longsor hingga kini masih tinggal di rumah susun Desa Cangkuang Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Sementara, yang lain sudah tinggal di luar rusun.

Salah seorang korban longsor yang menetap di rusun Pasaribu, 39, berharap rencana relokasi yang sudah lama direncanakan Pemkab Sumedang dan ditargetkan selesai pada tahun 2022 ini dapat secepatnya terealisasikan.

Baca Juga:Jasa Tour Bingung Naikan TarifProgram Bangga Kencana Percepat Penurunan Stunting, TNI Sebagai Mitra BKKBN

“Sampai saat ini hanya saya yang tinggal di pengungsian. Sedangkan yang lainnya sudah kembali pulang ke rumah masing-masing karena Perum PT SBG sebagian masuk zona merah memang rumahnya tidak rusak seperti yang ada di Perumahan Kampung Daud. Jadi mereka ya sudah pulang,” kata Pasaribu, Rabu (21/9).

Ia mengatakan, kini tinggal dirinya bersama satu anaknya yang tinggal di rusun. Informasi yang didapatnya Pemkab Sumedang

akan menghentikan bantuan sembako dan uang bayar kontrakan.

Pasaribu juga menceritakan saat terjadi bencana longsor, istri dan tiga anaknya menjadi korban bencana yang mengerikan saat itu. Ketika itu, dirinya sedang tidak berada di rumah, bekerja di Bandung. Kini dia tinggal berdua dengan anaknya yang selamat dari bencana.

“Saya yang menjadi korban longsor, sampai saat ini sudah lebih dari satu tahun menetap di pengungsian. Sementara, bantuan sembako dan uang kontrakan sudah akan dihentikan mulai bulan September tahun 2022 ini,” tuturnya.

Menurutnya, jika bantuan dihentikan terpaksa kontrakan harus bayar sendiri. Untuk memastikan nasibnya serta korban longsor lainya, rencananya dalam minggu ini Pasaribu bersama korban longsor lainya akan mendatangi kantor Kecamatan Cimanggung untuk memastikan kejelasan nasibnya dan kapan bisa tinggal di tempat relokasi.

Dia bersama korban longsor lain  Kamis (22/9) ini akan mendatangi kantor Kecamatan Cimanggung berharap ketemu pemerintah yang bisa menjelaskan nasibnya. Selain itu, berharap juga ada wakil rakyat yang bisa menjembatani dan mau mendengar kejelasan korban longsor lainya kapan bisa tinggal di tempat relokasi.

0 Komentar