sumedang – Pemerintah belum lama ini menaikan harga BBM bersubsidi yang sangat berdampak dan dirasakan masyarakat dengan berbagai keluhan dan menimbulkan kegaduhan yang istimewa di tengah-tengah masyarakat. Hal itu diekspresikan melalui demontrasi, orasi dan lain sebagainya sebagai bentuk curhat dan keluhan masyarakat. Semoga terjadi kompromi yang win win solusion.
Terlepas dari itu semua sebagai muslimin muslimat harus mempunyai pondasi keimanan yang kokoh dan kuat guna menghalau putus asa, resah dan gelisah.
Banyak orang yang merasa seolah olah Allah menurunkan rezeki Nya berkurang, seakan akan hidup akan sengsara dan miskin. Hal demikian harus disikapi oleh setiap insan yang beriman agar tetap mempertahankan keimanan dan ketaqwaan. Semua orang beriman percaya bahwa Allah yang menurunkan dan memberikan rezeki bahkan saat sebelum lahir Allah sudah menentukan rezeki bagi setiap insan yang akan lahir ke muka bumi.
Baca Juga:Pedagang Online Shop Panen PesananBantuan Ternak Belum Ideal Dongkrak Perekonomian
Sebuah kisah dan menjadi pelajaran bagi kita semua tentang kisahnya Nabi Isa AS berserta kaum hawariyun (pengikut Nabi Isa AS) ketika ummatnya meminta hidangan dari langit (Maidah) tertera dalam Q.S. Al Maidah ayat 112, 113 , 114, 115. Pada ayat ini Allah menceritakan bahwa kaum hawariyin bertanya kepada Nabi Isa A.S apakah Allah dapat menurunkan kepada mereka hidangan dari langit? Hal itu tidak menunjukan kaum hawariyin ragu tentang kekuasaan Allah. Mereka yakin seutuhnya bahwa Allah pasti bisa menurunkan hidangan dari langit ( maidah). Kaum hawariyin menanyakan hal itu untuk lebih menentramkan dan lebih menenangkan hati mereka dan iman mereka bertambah kuat dan kokoh.
Pada akhir ayat 112 disampaikan jawaban Nabi Isa AS kepada kaum hawariyin agar meningkatkan ketaqwaan kepada Allah disamping memaksimalkan ikhtiar tapi taqwa lebih esensial dan sangat penting terkait rezeki. Ini pelajaran pentingnya, dimana selama ini dalam mencari rezeki peran Allah minim bahkan mungkin bisa jadi banyak orang yang tidak meminta memohon kepada Allah. Seolah olah dengan ikhtiarnya tenaganya usahanya kerjanya rezeki didapatkan melupakan peran Allah ( Na’udzu billahi min dzalik).