sumedang, KOTA – Kenaikan BBM saat ini sangat dirasakan sulit bagi para pengemudi angkot. Pasalnya, para penumpang angkot kini mulai berkurang karena ongkos yang dinilainya cukup menyulitkan penumpang.
Pengemudi angkutan umum Cilenuyi-Sumedang Viki Saepuloh mengeluhkan hal tesebut. Penghasilan dia sangat terpengaruh karena penumpangnya menurun drastis.
“Sekarang baru terasa, terutama di ongkos yang cukup memberatkan sopir,” jelas Viki kepada Sumeks, Selasa (27/9).
Baca Juga:Jamasan Pusaka, Makna Nilai Leluhur SumedangAjak ASN Baru Bekerja Dengan Hati, Kreatif, dan Inovatif
Dia merasa saat ini pengeluaran bensin dan pemasukan ongkos penumpang tidak seimbang.
“Ya kalo para sopir ingin naikin ongkos lagi tapi aturannya gak bisa ya, mau bagaimana lagi,” ungkap Viki.
Dia pun mengaku pendapatanya sangat minim. Saat ini pendapatannya hanya Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu perharinya.
“Bahkan, sempat tidak bawa uang sama sekali ke rumah, bahkan kadang-kadang saya nombok,” tambah Viki.
Hal serupa diungkapkan sopir lainnya, Komarudin. Sebutnya, jumlah penumpang turun hingga 60 persen.
“Penumpangnya gak ada, katanya ongkosnya kemahalan. Padahal untuk kita itu udah terlalu murah,” singkat Komarudin.
Diketahui ongkos Sumedang-Cileunyi hanya dikenakan tarif Rp 17.500 saja dan untuk jarak dekat dipatok Rp 4.000.(kga)