sumedang, KOTA – Seni tradisi Tarawangsa lahir sejak abad 16 merupakan seni tradisional yang sangat erat dengan budaya di Kabupaten Sumedang.
Sebagai puseur budaya Sunda, Kebudayaan tersebut coba terus dilestarikan dengan berbagai cara. Salah satunya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menjadikan 5arawangsa sebagai kurikulum mata pelajaran Bahasa Sunda.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang Agus Wahidin menjelaskan, Kegiatan Seminar Tarawangsa yang digelar di Gedung Srimanganti sebagai refleksi dimana Sumedang merupakan puseur budaya Sunda dan sekaligus memperingati hari bahasa ibu internasional.
Baca Juga:Penderita HIV Banyak Berhenti Berobat, 14 Puskesmas Bakal Jemput BolaHUT TNI, Kodim Sumedang Ziarah ke Cimayor
“Budaya tarawangsa hanya ada di Rancakalong. Dimana budaya Tarawangsa sangat erat dengan budaya sunda,” jelas Agus Wahidin, Selasa (4/10).
Dikatakan, Dinas Pendidikan bersama MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), ingin melestarikan budaya Sunda, khususnya Tarawangsa.
“Kita ingin mengedukasi masyarakat agar Tarawangsa ini lebih dikenal. Bukan hanya masyarakat, namun anak anak usia sekolah juga harus teredukasi tentang Tarawangsa,” tambah Agus.
Seni tradisi ini memiliki pemaknaan yang sangat dalam, dan sangat berkaitan erat dengan kepercayan masyarakat lokal.
“Ini harus dimaknai lebih dalam, jangan sampai anak anak kita hanya menangkap mistisnya saja. Namun, pemaknaan yang sebenarnya terlupakan, seperti bagaimana kehidupan manusia dengan alam,” ucap Agus.
Tarawangsa sendiri sudah diteliti oleh berbagai universitas yang ada di Indonesia dan sudah dikaji secara ilmiah.
“Anak anak kita harus tahu sampai pendalaman maknanya, jangan sampai ilmu ini terputus,” tukas Agus. (kga)