Cadas Pangeran Masuk Kawasan Wisata Alam, Sejarah Besar Terukir 

Cadas Pangeran Masuk Kawasan Wisata Alam, Sejarah Besar Terukir 
Sebuah kendaraan melintas di Cadas Pangeran yang merupakan kawasan wisata alam di Sumedang (KEGGA KEGGYAN/SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, KOTA – Cadas Pangeran merupakan bagian dari De Grote Postwag atau jalan Raya Pos. Sejarah besar terukir di jalan tersebut.

Jalan yang sangat terkenal tersebut saat ini menjadi wilayah longsor dengan intensitas yang cukup tinggi.

Tercatat sudah beberapa kali terjadi longsor, bahkan yang terahir terjadi pada tanggal 29 Oktober 2022 membuat dua unit kendaraan roda empat mengalami kerusakan yang sangat parah.

Baca Juga:Tidak Ditemukan Kasus Gagal Ginjal di SumedangKomitmen Pemdaprov Jabar-PLN Hadirkan Lingkungan Bersih dari TPPAS Legok Nangka

Namun, ternyata daerah yang kini menjadi kawasan longsor tersebut merupakan Kawasan Wisata. Tertulis dalam plang di ruas jalan Bandung- Cirebon. Tertulis ‘HATI HATI ADA MEMASUKI KAWASAN WISATA CADAS PANGERAN’.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Ekraf Bambang Rianto membenarkan bahwa area Cadas Pangeran masuk dalam area wisata.

“Iya masuk kawasan wisata di Kabupaten Sumedang,” jelas Bambang, Selasa (1/11).

Kawasat wisata tersebut merupakan jalan dua arah Cadas Pangeran yang membentang sepanjang dari Kecamatan Pamulihan hingga memasuki kawasan Kecamatan Sumedang Selatan.

“Masuknya wisata alam sepanjang jalan tersebut,” tambah Bambang.

Dia mengatakan telah berkoordinasi dengan BPBD Sumedang. Dalam waktu dekat BPBD Sumedang akan mengundang Disparbudpora Sumedang.

“Disana nanti kita akan memberikan masukan dari sudut pandang kepariwisataan bagaimana upaya-upaya ke depan agar tidak terjadi longsor dan bencana alam lainnya,” terang Bambang.

Sementara itu, menurut pakar Geologi T. Bachtiar, bebatuan yang ada di jalan Cadas Pangeran merupakan batuan dari gunung api purba.

“Cadas Pangeran merupakan batuan dari gunung api yang cukup tua. Sebelum ada De Grote Postwag (Jalan Raya Pos) yang dibangun sekitar tahun 1800-an sudah ada jalan setapak yang bisa dilalui oleh kuda. Terbukti dari kisah tentang perjalanan kerajaan ke Sumedang,” jelas T. Bachtiar

Baca Juga:Geger! Bayi Meninggal Dunia di Tempat Sampah ToiletKeren! Razia Rambut di Sekolah Ini Memakai Jasa Barbershop

Saat pembangunan De Grote Postwag tahun 1808, linggis tak mampu menembus batuan yang ada disana.

“Saking kuatnya, linggis tidak mampu membongkarnya. Sehingga ditembak dengan senjata altileri,” ungkap T. Bachtiar.

Saat ini, Cadas Pangeran menjadi salah satu daerah yangn memiliki kerawanan longsor cukup tinggi. Sudah beberapa kali batuan yang berukuran cukup besar jatuh di area tersebut.

0 Komentar