“Alhamdulillah kami dari pengurus pesantren sangat apresiasi dan sangat bahagia dengan kedatangan para petinggi TNI Angkatan Laut (AL),” katanya.
Tentunya, lanjut Drs H Ma’mun, satu kebahagiaan bagi pihaknya karena lokasi pesantren di daerah, tepatnya di Desa Mandala Herang Kecamatan Cimalaka bisa dikunjungi.
“Alhamdulilah beliau bersama rombongan berkenan untuk bersilaturahmi ke pesantren kami. Untuk itu kami juga mendoakan semoga pak Brigjen Sandy dan semua rombongan bisa menjadi berkah kebahagiaan dan juga kesuksesan untuk beliau dan semua rombongan,” katanya.
Baca Juga:Antisipasi Banjir, Cimalaka Minta Gorong-gorong Jadi JembatanDuta Someah Jadi Pembeda Pelayanan di RSUD Sumedang
Dia berharap ke depan, rombongan dari angkatan laut ke Pesantren Khoerul Umam ini menjadi motivasi untuk para santri dan juga masyarakat di lingkungan pesantren. “Kami juga mohon doanya, mudah-mudahan pesantren kami semakin bermanfaat dan semakin berkembang,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Kabupaten Sumedang H Jajang Apipudin MAg mengapresiasi kegiatan ini. Tentunya, dirinya selaku Kepala Kantor Kementrian Agama Sumedang sangat bersyukur yayasan yang notabene di bawah koordinator Kementerian Agama mendapat kunjungan dari TNI Angkatan Laut.
“Ini sangat luar biasa tentunya, baik itu kami selaku Kepala Kantor Kementerian Agama yang tugasnya bermitra sebagai koordinator di lingkungan agama begitupun dari TNI AL. Ini merupakan kebanggaan bagi kami, keluarga TNI AL dapat bersilaturahim ke Pesantren Khoerul Umam,” jelasnya.
Dikatakan, ini juga sebagai perhatian dari aparat terhadap keberadaan pesantren agar tentunya mungkin pesantren itu dapat satu barisan dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Sehingga, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dicintai ini betul-betul didukung oleh para kyai dan semua pesantren dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia ini,” katanya.
Senada, Ketua MUI Kabupaten Sumedang, KH Anwar Sanusi menyampaikan kunjungan ini merupakan Napak tilas yang erat kaitanya dengan para pejuang dahulu yang selalu di dukung oleh pesantren dan para Kiai. Tidak sedikit perjuangan para Kiai dan para santri ketika perjuangan kemerdekaan dulu.
Kemudian, mengingatkan membuka sejarah dulu ketika hijrahnya Mayor Abdurrahman dari Yogyakarta ke Buahdua pada tanggal 11 April. Sehingga, pondok pesantren itu merasa dihargai oleh para pejuang.