sumedangekspres – Saritem, sebuah nama yang terkenal di bandung bahkan di Jawabarat, Saritem sendiri sudah populer dari jaman kolonial Belanda.
Saritem terkenal bukan karena tanpa alasan, tempat tersebut merupakan lokalisasi besar yang ada di Bandung.
Saritem terletak tak jauh dari stasiun kereta di Bandung. Tepatnya berada di antara Jalan Astanaanyar dan Gardujati.
Baca Juga:10 Daftar Makanan Khas Sumedang Paling Nikmat, Bikin Ngiler!20 Makanan Khas Sunda yang Super Nikmat
Tempat tersebut sohor sejah tahun 1838, para Pekerja Seks Komersial (PSK) berjajar di depan rumah rumah yang ada di lokasi tersebut dengan menggunakan pakaian kebaya.
Nama Saritem diceritakan merupakan nama seseorang gadis desa yang berparas cantik, parasnya yang cantik mampu meluluhkan hati petinggi Belanda Kala itu.
Hingga akihirnya Saritem menjadi gundik atau selir petinggi belanda, dan di kenal dengan nama ‘Nyai Saritem’. Nama Nyai sendiri dulu sering dipakai sebagai gelar atau sebutan bagi para gundik.
Setelah menjadi gundik petinggi Belanda, Nyai Saritem diminta oleh petinggi Belanda untuk mencari wanita yang bisa diajak kencan oleh para serdadu Belanda yang masih melajang.
Dalam melaksanakan tugas yang diberikan petinggi Belanda, Nyai Saritem difasilitasi sebuah rumah yang cukup besar.
Nyai Saritem pun berhasil mengumpulkan perempuan yang cukup banyak, kebanyakan perempuan-perempuan tersebut berasal dari sekitar Bandung, seperti Sumedang, Cianjur, Garut, serta Indramayu.
Semenjak saat itu nama Nyai Saritem makin Sohor hingga ke penjuru Bandung. Melihat bisnis yang berkembang pesat membuat gundik belanda lainnya tertarik dan membuka bisnis yang sama.
Baca Juga:Pengumuman Penting Naruto 17 Desember 2022, Apakah Naruto Akan Mendapatkan Remake?Catat ENHYPEN Akan Menyapa Penggemar di Indonesia
Kemerdekaan 1945 membuat markas militer serdadu Belanda yang berada di daerah sekitar Saritem berhasil dikuasai pejuang Republik Indonesia. Namun bisnis tersebut tak tersentuh sama sekali dan terus berjalan
Lokalisasi yang telah berdiri sebelum pemukiman warga ada membuat warga tak menggubris lokalisasi tersebut.
Hingga akhirnya Saritem di tutup oleh Pemkot Bandung pada 2007 silam, yang saat itu di pingpin oleh Dada Rosada. (kga)