sumedangekspres – Syekh Asnawi bin Abdurahman al-Bantani atau di kenal dengan Syekh Asnawi Caringin (1850-1937) merupakan ulama banten yang lahir di Kampung Caringin, Labuan, Banten.
Di usia 9 tahun beliau dikirim oleh Ayahnya untuk menuntut ilmu ke negara Arab Saudi, Mekkah. Di tanah suci Mekkah tersebut beliau berpapasan dengan gurunya yaitu Syekh Nawawi al-Bantani. Syekh Nawawi ini merupakan guru di Masjidil-Haram.
Kecerdasan Syekh Asnawi pada saat masih muda menjadikan sang guru (Syekh Nawawi) mengajarkan banyak hal tentang keagamaan dan lain sebagainya.
Baca Juga:4 Cara Download Lagu Pakai Laptop Tanpa Aplikasi3 Tempat Wisata Air Yang wajib Kamu Kunjungi!
Setelah bertahun-tahun Syekh Asnawi belajar menekuni ilmu agama Islam, dirinya kemudian dipercaya untuk menyebarkan agam Islam dengan cara berdakwah.
Dirinya kemudian pulang kampung dan mulai mengajar dan mengundang ketertarikan para pemuda untuk memeluk agama islam dan mulailah nama Asnawi dikenal sebagai ulama di daerah Banten dan sekitarnya.
Kemudian dari pada itu, dirinya mendirikan sebuah Madrasah Masyarikul Anwar dan masjid di Caringin pada 1884. Masjid tersebut bernama Masjid Caringin yang hingga kini masih berdiri tegak.
Ada kisah yang beredar di masyarakat, kayu untuk bangunan masjid tersebut berasal dari sebuah pohon yang dibawanya dari Kalimantan. Pohon tersebut hanya satu, tetapi menghasilkan banyak kayu karena keberkahan beliau.
Setelah banyak aksi yang dilakukan beliau dalam penyebaran agama Islam di daerah Banten dan sekitarnya dirinya menghembuskan napas terkahir pada tahun 1936 Masehi. Dirinya meninggalkan anak sebanyak 23 putra dan putri.
Berikut Biodata dari ulama Banten tersebut :
Nama : Tubagus Muhammad Asnawi
Nisbah : al-Bantani
Kebangsaan : Indonesia
Murid dari : Syekh Nawawi al – Bantani
Istri : – Hj. Ageng Tuti Halimah
– Hj. Sarban
– Hj. Syarifah
– Nyai Salfah
– Nyai Nafi’ah
Keturunan : Tubagus Ahmad Kadzim Asnawi (Mama Kadzim) Dan 22 Putra-Putri lainnya.
(wly)